Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tol Bocimi Topang Cikembar di Sukabumi Bersaing di Kawasan Industri

Keberadaan jalan tol Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi) disebutkan menjadi salah satu faktor pendukung Cikembar di Sukabumi dalam persaingan bisnis kawasan industri.
Jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) di Jawa Barat menjadi salah satu faktor pendukung Cikembar di Sukabumi dalam persaingan bisnis kawasan industri./Jasa Marga
Jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) di Jawa Barat menjadi salah satu faktor pendukung Cikembar di Sukabumi dalam persaingan bisnis kawasan industri./Jasa Marga

Bisnis.com, JAKARTA – Konsultan properti Colliers International Indonesia memprediksi kawasan industri yang akan berkembang pesat yakni Cikembar di Sukabumi.

Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan Cikembar menjadi pilihan investor industri karena Bogor tidak memiliki lagi persediaan lahan untuk pengembangan kawasan industri. Selain itu, Cikembar memiliki infrastruktur konektivitas Jalan Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi).

"Bogor tidak ada lagi pengembangan kawasan industri, namun pengembangan arah selatan Jakarta akan berada di Cikembar, Sukabumi seluas 223 hektare," ujarnya.

Prospek Cikembar menjadi kawasan industri karena harga lahan di kawasan ini masih terbilang lebih kompetitif dibandingkan dengan Bogor, Karawang atau Subang.

Dia menuturkan selain Cikembar, potensi terbesar di Timur Jakarta, terutama di Karawang dan Subang, akibat pengembangan Pelabuhan Patimban.

Kondisi saat ini, lanjutnya, harga relatif stabil. Satu kawasan di Bekasi sudah menurunkan harga jual 10 persen. Dia memproyeksikan sampai akhir 2020, harga akan stabil.

"Penurunan harga secara keseluruhan diakibatkan penyesuaian exchange rate (dolar AS ke rupiah). Pada 2021 para pelaku masih akan mempelajari kemungkinan kenaikan harga dan itu akan disesuaikan dengan kinerja penjualan masing-masing kawasan," paparnya.

Untuk kinerja kawasan industri secara umum hingga kuartal III/2020, Colliers mencatat tidak ada penambahan lahan, bahkan sampai pertengahan tahun depan.

Hal itu dikarenakan pengembang kawasan berfokus pada konsolidasi, tidak mengembangkan lahan dan fokus pada pelayanan tenant yang ada.

Total penjualan dan penyewaan per kawasan pada kuartal III/2020 menurun, hanya tercatat sebesar 27,81 hektare. Adapun perkiraan total penjualan dan penyewaan per kawasan hingga akhir tahun capai 120 hektare. 

Lalu untuk penyerapan lahan smpai dengan September total penjualan & penyewaan hanya 118,12 hektar atau 33,4 persen dari total penjualan tahun lalu.

Ferry memperkirakan total penjualan sampai akhir tahun 2020 kemungkinan hanya 43 persen dari total penjualan tahun 2019. Penjualan per tahun sampai dengan 2024 akan sekitar 198,3 hektare.

"Penjualan terbesar masih disumbang oleh sektor automotive sebesar 67 persen dari total 27,81 hektare penjualan kuartal ini.Disusul sektor makanan dengan 25 persen dan data center 13 persen. Dari sektor makanan, penjualan sekitar 6 hektare oleh KIIC [Karawang International Industrial City]," tuturnya.

Menurutnya, tren penjualan saat ini masih akan berlanjut sampai akhir tahun ini. Selama pandemi, sektor makanan dan kesehatan terlihat menonjol dan masih akan berlanjut.

Kemudian potensi penyerapan akan datang dari berkembangnya bisnis ecommerce yang membutuhkan gudang, diikuti bisnis yang terkait dengan teknologi.

"Ini melejit sejak ada kebijakan Pandemi Covid-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengubah perilaku berbelanja masyarakat," ucap Ferry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper