Bisnis.com, JAKARTA - Industri batik nasional tidak terlepas dari gangguan barang palsu. Untuk mengatasi masalah itu, Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta telah mengembangkan aplikasi Batik Analyzer untuk membedakan produk batik asli dan tiruan batik.
“Batik Analyzer adalah suatu aplikasi yang dapat dipasang pada ponsel pintar berbasis Android dan iOS yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI), yaitu machine learning yang sesuai dengan implementasi industri 4.0,” kata Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi
Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta yang merupakan unit litbang di bawah binaan BPPI Kementerian Perindustrian.
Sebelumnya, Aplikasi Batik Analyzer telah diperkenalkan pada acara Indonesia Industrial Summit 2019. Aplikasi ini berguna untuk membedakan kain batik asli (batik tulis, batik cap atau kombinasi) dengan tiruan batik.
Inovasi ini berawal dari kesulitan masyarakat membedakan kain batik dan tiruan yang beredar di pasaran, khususnya membanjirnya produk impor tiruan batik dengan harga yang sangat murah.
Masyarakat industri batik yang didominasi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) juga dituntut untuk mampu kompetitif di tengah tantangan global era industri 4.0. Oleh karena itu, aplikasi Batik Analyzer juga dapat dimanfaatkan oleh para pelaku IKM batik.
Baca Juga
Aplikasi ini diharapkan menjadi solusi untuk perlindungan industri batik nasional dalam menyongsong era industri 4.0. Aplikasi Batik Analyzer memiliki akurasi output dua kategori (batik dan tiruan) di 75%, dan akan terus dikembangkan hingga mencapai angka 95%.
Hadirnya aplikasi tersebut diharapkan semakin membuat masyarakat konsumen percaya diri membeli produk batik. Di sisi lain, pihak industri batik semakin kreatif dan produktif.
“Industri batik sangat diharapkan mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru atau berbagai perubahan dengan cara berpikir kreatif dan inovatif melalui pemanfaatan teknologi dan optimalisasi sumber daya yang ada, sehingga dapat terus bergerak serta berkontribusi positif bagi pemulihan ekonomi nasional,” paparnya.
Melalui penyelenggaraan peringatan Hari Batik Nasional, Kemenperin senantiasa mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk dapat turut berperan aktif serta berkolaborasi dalam memajukan Batik Indonesia. “Karena sesungguhnya mencintai Batik Indonesia adalah tanggung jawab setiap kita sebagai bangsa Indonesia yang berbudaya,” pungkas Doddy.