Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deflasi 3 Bulan, Kemenkeu: Pemulihan Permintaan Tak Sesuai Ekspektasi

Tren ini menjadi sinyal bagi pemerintah bahwa pemulihan permintaan belum secepat yang dibayangkan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacariburn
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacariburn

Bisnis.com, JAKARTA - Tren deflasi yang terjadi selama 3 bulan berturut-turut menunjukkan bahwa berbagai upaya pemerintah belum berhasil mendorong kinerja sisi permintaan.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam sebuah wawancara virtual pada Kamis (1/10/2020) mengatakan bahwa tren ini menjadi sinyal bagi pemerintah bahwa pemulihan permintaan belum secepat yang dibayangkan.

"[Deflasi] menunjukkan, permintaan belum pulih secepat yang dibayangkan. Terlihat pemulihan kalau ada pertumbuhan ekonomi positif," kata Febrio.

Febrio menambahkan inflasi biasanya terjadi ketika ekonomi mulai pulih. Namun sepanjang ekonomi masih negatif, biasanya inflasi akan rendah dan dalam konteks ini 3 bulan berturut-turut mengalami deflasi kecil.

Pemerintah, lanjut Febrio akan memastikan akan melanjutkan program perlindungan sosial sampe akhir tahun. Dia menyebut penyerapan perlindungan sosial mulai berjalan baik karena pelaksanaanya selalu tepat waktu dan setiap bulan ada pengeluaran sampai Rp200 triliun lebih.

Di sisi lain, pemerintah juga mengandalkan program bantuan presiden produktif dan subsidi upah yang untuk 15,7 juta orang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan.

"Ini dalam konteks mempertahanlan permintaan, harus dilakukan terus," tegasnya.

Seperti diektahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2020 mengalami deflasi sebesar 0,05 persen.

Deflasi pada September ini membuat laju IHK sepanjang tahun kalender mengalami inflasi sebesar 0,89 persen (year to date/ytd). Sementara itu, laju IHK tahunannya tercatat berada di posisi inflasi sebesar 1,42 persen (year-on-year/yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper