Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KLHK : Konsumen Punya Kekuatan Dorong Produksi Hijau

Konsumen dinilai memiliki kekuatan untuk mendorong produsen kebutuhan hidup memilih opsi produksi ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Petugas beraktivitas di pabrik pembuatan baja Kawasan Industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/10/2019). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Petugas beraktivitas di pabrik pembuatan baja Kawasan Industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/10/2019). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Konsumen dinilai memiliki kekuatan untuk mendorong produsen kebutuhan hidup memilih opsi produksi ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Konsumen itu memiliki kekuatan memilih produk yang produsennya berpikir berkelanjutan, kelestarian lingkungan itu akan menjadi pilihan," kata Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar dalam acara konferensi pers virtual Garnier Green Beauty, Rabu (30/9/2020).

Produk-produk yang tidak ramah lingkungan, kata Novrizal, banyak tidak dipilih oleh masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya gaya hidup berkelanjutan. Hal itu menyebabkan mereka mulai tidak dipilih oleh masyarakat.

Untuk mendukung gaya hidup hijau itu, Novrizal mendorong perusahaan untuk membangun budaya perusahaan yang lebih ramah lingkungan. Ia memberi contoh bagaimana perusahaan mulai membuat program-program pengurangan sampah plastik kemasan.

Pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Menteri LHK Nomor P.75/MenLHK/Setjen/Kum.1/10/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen sebagai salah satu bentuk upaya mencapai target pengurangan sampah oleh produsen sebesar 30 persen pada 2029.

Di peta jalan tersebut mengatur tiga jenis produsen yaitu manufaktur, ritel, serta jasa makanan dan minuman untuk pengurangan sampah produk atau kemasan berbahan plastik, alumunium, kertas dan kaca.

Langkah pengurangan plastik itu penting, ujar Novrizal, karena terdapat penelitian terbaru menunjukkan bahwa diperlukan upaya yang lebih besar untuk mengurangi sampah plastik di laut pada 2030. Penelitian itu merupakan lanjutan dari hasil penelitian Jenna Jambeck pada 2015 yang menemukan 12,7 juta ton plastik masuk ke lautan pada 2010.

"Tentu kita tidak ingin itu menjadi kenyataan," kata Novrizal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper