Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penggunaan PLTS Atap Berpotensi Kurangi Subsidi Listrik

Saat ini, total investasi untuk memasang 1 kWp panel surya diperkirakan mencapai Rp14 juta—Rp15 juta.
Petugas sedang melakukan pengecekan harian di PLTS Gili Trawangan dengan kapasitas 600 kWp/ Bisnis - David E. Issetiabudi
Petugas sedang melakukan pengecekan harian di PLTS Gili Trawangan dengan kapasitas 600 kWp/ Bisnis - David E. Issetiabudi

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform Fabby Tumiwa menilai wacana pengalihan anggaran subsidi listrik untuk pengadaan PLTS atap bagi pelanggan PT PLN (Persero) golongan rumah tangga bersubsidi berpotensi mengurangi anggaran subsidi listrik per tahunnya.

Fabby mengungkapkan bahwa wacana pengalihan subsidi tersebut sebelumnya pernah diusulkan oleh IESR sebagai program pemulihan ekonomi nasional pasca-Covid-19. Melalui program tersebut, instalasi PLTS pada 500.00—600.000 atap per tahun dengan target kapasitas 1 gigawatt peak (GWp) dalam satu tahun.

Berdasarkan kajian IESR, konsumsi listrik rata-rata pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA masing-masing diperkirakan sebesar 70—80 kWh dan 100—110 kWh per bulan.

Bila setiap bangunan dipasang PLTS atap dengan kapasitas 1,5 kWp—2 kWp yang tersambung dengan jaringan PLN (on-grid), kebutuhan konsumsi listrik tersebut sudah bisa terpenuhi atau bahkan terdapat kelebihan tenaga listrik yang bisa diekspor ke PLN.

"Masyarakat yang pakai PLTS atap tidak perlu bayar listrik, pemerintah subsidi berkurang, dan PLN dapat listrik gratis. Kalau 1 GWp terealisasi, hitung-hitungan kami bisa menurunkan subsidi listrik Rp1-Rp1,5 triliun per tahun," kata Fabby ketika dihubungi Bisnis, Senin (21/9/2020).

Bila pemerintah ingin mengimplementasikan wacana tersebut, Fabby memperkirakan dibutuhkan dana sekitar Rp15 triliun untuk 1 GWp. Saat ini, total investasi untuk memasang 1 kWp panel surya diperkirakan mencapai Rp14 juta—Rp15 juta. Biaya ini sudah mencakup hardware cost (modul surya dan balance of system) dan soft cost (biaya instalasi, survei dan perencanaan, serta interkoneksi).

IESR juga mengusulkan implementasi program tersebut harus menggunakan modul surya buatan dalam negeri agar industri modul surya dalam negeri juga terserap. Selain itu, instalasi pemasangan PLTS juga berpotensi dapat menyerap tenaga kerja hingga 30.000 orang.

Sebelumnya, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Harris mengatakan bahwa wacana pengalihan anggaran subsidi listrik untuk pengadaan PLTS atap tersebut masih berupa konsep dan pembahasannya masih membutuhkan waktu yang cukup lama.

Dalam konsep shifting subsidi tersebut, anggaran subsidi listrik nantinya diharapkan sebagian dialihkan untuk pengadaan PLTS atap bagi pelanggan PLN golongan rumah tangga 450 VA dan 900 VA bersubsidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper