Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditjen Bina Konstruksi Latih Kontraktor dalam Hal Proses Lelang

Ditjen Bina Konstruksi bekerja sama dengan asosiasi-asosiasi terkait mengadakan pembekalan bagi para anggotanya tentang aturan-aturan dalam pengadaan barang dan jasa.
Pembangunan proyek konstruksi gedung di Jakarta./Bisnis
Pembangunan proyek konstruksi gedung di Jakarta./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berupaya membantu kontraktor sektor konstruksi untuk bertahan selama masa pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Trisasongko Widianto menjelaskan tidak hanya sektor konstruksi yang terkena dampak pandemi, tapi hampir di semua sektor.

"Semua sektor terkena dampak. Untuk sementara ini, kami DJBK [Ditjen Bina Konstruksi] bekerja sama dengan asosiasi-asosiasi terkait dengan mengadakan pembekalan bagi para anggota asosiasi tentang aturan-aturan dalam pengadaan barang dan jasa," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (17/9/2020).

Upaya ini dilakukan pihaknya sebagai langkah persiapan kepada para kontraktor sehingga apabila ekonomi kembali menguat, semua anggota asosiasi konstruksi makin memahami tentang aturan dalam pengadaan barang dan jasa khususnya pada proyek pemerintah.

Sebelumnya, Asosiasi Kontraktor Indonesia menyatakan bahwa dampak pandemi Covid-19 terhadap bisnis jasa konstruksi diakui sangat besar, tapi belum sampai menyebabkan anggota asosiasi itu menutup usahanya.

Sekretaris Jenderal Asosasi Kontraktor Indonesia Joseph Pangalila menjelaskan jumlah proyek yang bisa digarap saat ini sangat jauh berkurang dibandingkan kondisi normal.

"Jumlah pekerjaan atau proyek sangat berkurang karena pandemi ini, tapi anggota AKI belum ada yang menutup usahanya. Namun, sangat terdampak," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (16/9/2020).

Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akibat pandemi Covid-19, anggaran 2020 di kementerian tersebut telah direalokasi dari sebelumnya di angka Rp120,20 triliun menjadi Rp75,63 triliun atau berkurang Rp44,58 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan
Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper