Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program PEN Tak Maksimal, Legislator: Rp300 Triliun Berpotensi Tak Terserap di Akhir Tahun

Anggota Komisi Keuangan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Byarwati memprediksi jika pertumbuhan realisasi hanya 20 persen per bulan hingga akhir tahun, maka realisasinya hanya akan mencapai 50 persen-55 persen saja.
Petugas medis memindahkan pasien ke ruang isolasi dalam simulasi penanganan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020)./Antara-Ari Bowo Sucipto
Petugas medis memindahkan pasien ke ruang isolasi dalam simulasi penanganan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020)./Antara-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama setengah tahun di Indonesia. Namun, kinerja pemerintah dalam penanggulangannya dinilai belum maksimal.

Anggota Komisi Keuangan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Byarwati mengatakan bahwa salah satu program pemerintah yang merupakan program stimulus untuk ekonomi dalam rangka penanganan Covid-19 yaitu pemulihan ekonomi nasional (PEN) perlu disoroti.

“Kita tahu berdasarkan evaluasi, realisasinya sangat tidak maksimal,” katanya saat dihubungi, Senin (14/9/2020).

Anis menjelaskan bahwa sejak PEN digulirkan, serapannya hanya 25 persen. Berdasarkan catatannya, realisasi anggaran perlindungan sosial hanya 49 persen dari yang dianggaran Rp203,9 triliun, UMKM yang terlaksana 37 persen dari Rp123,46 triliun, dan kesehatan hanya 13,38 persen dari alokasi Rp87,55 triliun.

Demikian juga dengan anggaran untuk kementerian, lembaga dan Pemda baru terealisasi 21,6 persen dari dana yang dianggarkan sebanyak Rp106,11 triliun. Selanjutnya untuk insentif dunia usaha 13 persen dari Rp120,61 triliun, dan program pembiayaan korporasi bahkan sama sekali belum terealisasi dari Rp53,57 triliun

Berdasar data di atas, Anis memprediksi jika pertumbuhan realisasi hanya 20 persen per bulan hingga akhir tahun, maka realisasinya hanya akan mencapai 50 persen-55 persen saja.

Jika sekarang belum ada yang mencapai 50 persen, maka sampai akhir tahun diperkirakan maksimal hanya 50 persen serapan anggaran yang sudah disediakan.

“Artinya akan ada dana lebih dari Rp300 triliun yang tidak terserap untuk penanganan Covid ini,” jelasnya.

Anis menuturkan bahwa rendahnya serapan anggaran ini menyebabkan tujuan utama program PEN belum terasa dan belum dinikmati rakyat. Ini tercermin dalam pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 yang masih negatif.

Oleh karena itu, pemerintah didesak untuk bekerja lebih sigap. Tidak cukup pemerintah mengatakan serius dalam penanganan Covid-19, namun kenyataannya realisasi anggaran sangat rendah.

“Karena ini artinya dana yang dianggarkan tidak dibelanjakan sehingga baru antara 13 persen-49 persen saja yang dipergunakan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper