Bisnis.com, JAKARTA — Realisasi anggaran Direktorat Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral baru menyentuh 32,76 persen dari total anggaran pendapatan dan belanja perubahan tahun anggaran 2020.
Plt. Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial mengungkapkan bahwa pihaknya mendapatkan pagu APBN-P 2020 senilai Rp2,01 triliun atau sebesar 48,90 persen dari total pagu anggaran yang dimiliki oleh Kementerian ESDM.
Realisasi tersebut mencakup kegiatan infrastruktur migas seperti pembangunan jaringan gas (jargas) rumah tangga, program konversi BBM ke gas untuk nelayan dan petani.
"Realisasi sampai dengan 31 Agustus 2020 adalah 32,76 persen ini melebihi target prognosa," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Kamis (3/9/2020).
Adapun, dalam APBN 2020 pagu anggaran untuk Ditjen Migas ditetapkan senilai Rp4,15 triliun. Namun, terjadi penghematan anggaran yang dialokasikan untuk penanganan Covid-19 untuk pemerintah sebesar Rp2,10 triliun sehingga pagu dalam APBN-P menjadi Rp2,01.
Dalam postur anggaran Ditjen Migas ditetapkan senilai Rp1,77 triliun digunakan untuk belanja infrastruktur migas dan belanja reguler senilai Rp237,11 miliar.
Baca Juga
Untuk belanja infrastruktur, alokasi anggaran akan digelontorkan untuk proyek pembangunan jargas di 23 kabupaten/kota senilai Rp1,42 triliun, konversi BBM ke gas untuk nelayan Rp220 miliar, konversi BBM ke gas untuk petani Rp82,50 miliar, dan studi pendahuluan pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah Rp8 miliar.
Sementara itu, untuk kegiatan reguler akan dialokasikan untuk kegiatan Direktorat Pembinaan Program Rp11,68 miliar, Direktorat Pembinaan usaha Hilir Rp24,31 miliar, Direktorat Pembinaan Usaha Hulu Rp10,59 miliar, Direktorat Teknik dan Lingkungan Rp9,13 miliar, Sekretariat Ditjen Rp59,59 miliar, gaji dan tunjangan pegawai Rp80,99 miliar dan operasioonal Rp40,92 miliar.
Ego menjelaskan bahwa masih rendahnya realisasi serapan anggaran Ditjen Migas disebabkan prosedur pembayaran pada sejumlah proyek infrastruktur.
Dia memaparkan bahwa untuk pembangunan jargas per Agustus 2020 secara fisik telah mencapai Rp76,6 persen, tapi secara keuangan baru mencapai 40,04 persen karena proses pembayaran masih harus menunggu tahap pengujian yang baru akan rampung pada awal kuartal IV/2020.
Sementara itu, untuk program konverter kit nelayan dan petani baru memasuki masa tender dengan PT Pertamina (Persero) yang baru akan dimulai pendistribusiannya pada awal Oktober dan November.
"Prognosa kami sampai dengan akhir Desember 2020 realisasi anggaran bisa mencapai 94,32 persen. Jadi, memang realisasi dari anggaran daripada Kementerian ESDM khususnya Ditjen Migas tipikalnya terjadi pada awal kuartal IV hingga November jadi progresnya seperti itu," ungkapnya.