Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Agustus Ekspansif, Industri Ban Masih Loyo

Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia terakhir menunjukkan sektor manufaktur sedang ekspansif. Namun demikian, angka tersebut tidak mencerminkan kondisi industri ban nasional.
Pirelli Diablo Rosso Sport ring 14 ini hadir dalam beberapa ukuran yaitu 70/90-14, 80/90-14, 90/90-14, 80/80-14, 90/80-14, dan 100/80-14 yang dipasarkan secara eksklusif oleh Astra Otoparts melalui Planet Ban. /ASTRA OTOPART
Pirelli Diablo Rosso Sport ring 14 ini hadir dalam beberapa ukuran yaitu 70/90-14, 80/90-14, 90/90-14, 80/80-14, 90/80-14, dan 100/80-14 yang dipasarkan secara eksklusif oleh Astra Otoparts melalui Planet Ban. /ASTRA OTOPART

Bisnis.com, JAKARTA - Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia terakhir menunjukkan sektor manufaktur sedang ekspansif. Namun demikian, angka tersebut tidak mencerminkan kondisi industri ban nasional.

Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) menyatakan vaksin masih menjadi satu-satunya katalis agar aktivitas di pabrikan kembali bergerak. Seperti diketahui, utilisasi industri ban sejak Mei masih berada di bawah level 60 persen.

"Kalau sudah ada pengamanan Covid-19, misalnya vaksin, baru kami bisa bicara pengembangan [pertumbuhan produksi]. Tapi, untuk sekarang [strategi yang dipakai pabrikan] survive," kata Ketua APBI Azis Pane kepada Bisnis, Selasa (3/9/2020).

Azis mengatakan industri ban belum lama ini kembali menurunkan aktivitas di pabrikan. Adapun, hal tersebut dilakukan sejak 22 orang terjangkit Covid-19 di PT Bridgestone Tire Indonesia.

Seperti diketahui, Bridgestone Indonesia hanya memproduksi ban untuk kendaraan roda empat dan selebihnya. Adapun, pabrik yang bertempat di Bekasi tersebut berkontribusi sekitar 19,47 persen dari total kapasitas produksi ban untuk kendaraan roda empat nasional.

Azis berujar saat ini 18 industri ban di dalam negeri tetap melakukan proses produksi, namun sesuai dengan permintaan yang ada di pasar. Dengan kata lain, industri ban nasional tidak lagi mengisi gudang-gudang industri maupun peritel.

"Pabrik hanya buat ban pesanan, karena dari pemesanan itu akan dibayar secara cash. Jangan kita berandai-andai, sudah berat kali ini," ucapnya.

Azis menyatakan pabrikan ban saat ini telah menambah shift menjadi tiga regu dari posisi bulan lalu sebanyak dua shift. Menurutnya, satu-satunya katalis yang bisa membuat industri ban nasional kembali bergairah adalah penemuan vaksin Covid-19.

Dengan kata lain, industri ban baru akan kembali tumbuh positif secepatnya kuartal I/2020. "You mau kasih stimulus [ekonomi]? Mereka [pabrikan] bilang tidak mau [tenaga kerjanya] mati."

Di sisi lain, Azis melihat adanya peningkatan permintaan pada ban sepeda. Menurutnya, saat ini industri sepeda telah mengajukan permohonan impor ban sepeda lantaran pabrikan lokal tidak dapat memenuhi permintaan tersebut.

Seperti diketahui, ada tujuh produsen ban sepeda pada akhir 2019 dengan total produksi mencapai 62,2 juta unit. Ketujuh pabrikan tersebut adalah PT Industri Karet Deli, PT Hung A Indonesia, PT Suryaraya Rubb. Indtr, PT Banteng Pratama, PT United King Land, PT Megasave Tyre Industri, dan PT Kenda Rubber Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper