Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rumah Tapak di Bawah Rp1 Miliar Jadi Strategi Hadapi Pandemi

Kalangan pengembang menjadikan penjualan rumah tapak dengan harga kurang dari Rp1 miliar sebagai senjata untuk tetap men jaga berputarnya roda bisnis mereka.
Foto udara kawasan perumahan di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat./Bisnis/Abdullah Azzam
Foto udara kawasan perumahan di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat./Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor properti termasuk yang paling terdampak pandemi Covid-19. Untuk bertahan, para pengembang pun harus mencari siasat.

Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong mengatakan untuk bertahan dan tetap melakukan penjualan, tak sedikit pengembang yang membuat strategi dengan menyediakan rumah tapak dengan harga Rp1 miliar, tetapi dengan mengurangi skala luasan.

"Rumah tapak primary, tetapi kecil-kecil. Rumahnya dikecilin, luasnya kecil," ujarnya.

Kawasan Serpong-Karawaci di Tangerang menjadi yang paling bergairah dalam hal penjualan. Disusul dua wilayah di koridor timur yakni Cikarang, Bekasi, dan kemudian kawasan Sentul yang masuk koridor selatan. "Nomor 1 masih di kawasan Serpong-Karawaci," tegasnya.

Dalam kondisi Covid-19 ini, tuturnya, hanya developer besar atau papan atas yang berani meluncurkan unit baru. Developer kecil masih wait and see, selain khawatir tidak diterima pasar, kecenderungan konsumen lebih memilih developer yang sudah memiliki jejak panjang.

Dia mengemukakan tak sedikit developer yang bermain di properti yang pailit karena penjualan yang minim. Dana yang ada pun tidak cukup membiayai pembangunan sedangkan biaya pembangunan terus berjalan, belum lagi biaya gaji karyawan dan operasional lainnya. "Kondisi begini agak rawan dipailitkan atau PKPU [Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang]," ungkapnya.

Di sisi lain Lukas menyarankan lebih baik pemilik tidak menjual rumahnya dalam kondisi yang dilingkupi ketidakpastian ini. Dia menegaskan satu-satunya investasi yang mencegah dari Covid-19 hanya rumah. "Kalau nggak kepepet sekali jangan dijual, apalagi cuma punya satu," sarannya.

Kalau pun terpaksa harus dijual, Lukas mengimbau agar dititipkan kepada AREBI yang memiliki link luas dan tepercaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper