Bisnis.com, BATAM - Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam menjadi satu-satunya instansi di Indonesia yang berhasil memproduksi secara massal ikan Bawal Hybrid (hibrida).
Pada siklus pertama telah menghasilkan benih Bawal Hybrid yang siap tebar KJA (umur 30 hari, ukuran3-4 cm) sebanyak 5.000 ekor.
Kemudian pada siklus kedua, jumlah eksisting benih saat ini sebanyak 20.000 ekor benih Bawal Hibrid umur 14 hari (ukuran 0,6 cm).
Kepala BPBL Batam Toha Tusihadi menuturkan induk-induk tersebut dapat dipijahkan secara alami dengan produksi telur antara 100.000 sampai 150.000 butir telur fertil per siklus. Keberhasilan ini menjadi lanjutan dari capaian serupa BPBL Batam yang berhasil memproduksi benih Bawal Bintang Sirip Panjang secara massal sejak Tahun 2009 lalu.
"BPBL Batam yang pertama di Indonesia yang berhasil," kata Toha, Senin (31/8/2020).
Bawal Hibrida merupakan hasil persilangan antara induk Betina Bawal Bintang Sirip Pendek (Trachinotus carolinus) yang juga disebut sebagai Bawal Emas (Gold Pompano)- sesuai penamaan di pasar Internasional dan Bawal Bintang Sirip Panjang (Trachinotus blochi, Lacepode, Silver Pompano) juga dikenal dengan Bawal Bintang.
Beradasarkan pengalaman dan perjalanan panjang BPBL Batam dalam mengembangkan Bawal Bintang, teknologinya telah dimodifikasi dan diadopsi untuk memproduksi benih Bawal Hibrida antara Bawal Bintang dan Bawal Emas ini.
Hibridisasi kedua jenis ikan bawal yang dimiliki oleh BPBL tersebut dilakukan dengan mengambil sifat-sifat unggul yang ada pada keduanya.
Ikan Bawal Bintang telah terbukti mampu beradaptasi dari habitat alaminya di daerah sub tropis ke lingkungan perairan Indonesia. Dapat dikembangkan pada kisaran salinitas yang cukup lebar (antara salinitas 19 ppt sampai dengan 34 ppt), merupakan sifat unggul yang diharapkan akan muncul pada benih-benih keturunan (filial) yang dihasilkan.
Sementara itu fenotip Bawal Emas, pada filialnya diharapkan akan muncul warna keemasan pada permukaan tubuh ikan, daging yang lebih tebal serta karakteristik morfologi sirip yang dimilikinya. Sifat unggul lain dari Bawal Emas yang diharapkan muncul adalah pertumbuhannya yang lebih cepat dibandingkan Bawal Bintang.
Kelebihan-kelebihan fenotip Bawal Emas menyebabkan ikan tersebut lebih diminati di pasar internasional dibandingkan dengan Bawal Bintang.
Pada prosesnya, usaha perkawinan antara sesama Bawal Emas yang telah dilakukan beberapa kali oleh BPBL Batam belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Selain karena pemijahan Bawal Emas yang relatif lebih sulit dibandingkan dengan Bawal Bintang, belum berhasilnya pemijahan ini juga dimungkinkan karena induk yang baru diintroduksi pada tahun 2019 tersebut.
"Induk jantannya masih dalam masa adaptasi dari daerah asalnya," kata Toha lagi.
Proses hybridisasi ini dilakukan sebagai usaha BPBL Batam untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya genetik yang telah dimilikinya untuk mendukung pembangunan perikanan budidaya laut.
Strategi breeding program dan pemuliaan induk akan terus dilaksanakan oleh BPBL Batam dengan berfokus pada upaya mempertahankan galur murni masing-masing spesies dan untuk mendapatkan strain/ varietas bawal hybrid yang memunculkan fenotip-fenotip unggul dari kedua komoditas yang ada.