Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara memastikan tidak akan melakukan perombakan manajemen PT Pertamina (Persero) meskipun BUMN migas mencatatkan kerugian pada semester I/2020.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa hampir seluruh perusahaan minyak dan gas bumi (migas) di dunia mencatatkan kerugian.
Dia menambahkan bahwa kerugian yang dialami Pertamina lebih kepada harus menghadapi kejadian di luar normal yang memengaruhi kinerja penjualan perusahaan pelat merah itu.
"Tidak ada perombakan manajemen," katanya kepada Bisnis, Jumat (28/8/2020).
Sebelumnya, desakan perombakan manajemen Pertamina muncul setelah BUMN itu mengalami kerugian hampir Rp11 triliun.
Anggota Komisi Energi DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mulyanto sebelumnya mengusulkan agar Ahok dicopot dari jabatannya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Baca Juga
"Jika memang tidak mampu, pecat saja!" kata Mulyanto dalam akun media sosial pribadinya kemarin.
Sementara itu, pengamat ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai upaya Pertamina untuk membalikkan posisi rugi pada semester I/2020 menjadi laba pada akhir tahun akan menjadi sangat berat.
Pasalnya, dia berpendapat di sektor hulu Pertamina tidak mungkin mengejot lifting minyak untuk menaikkan pendapatan dari ekspor migas.
Di sisi lain, pada sektor hilir, meskipun harga BBM tidak diturunkan selama semester I/2020, faktanya Pertamina masih merugi.
"Kecuali dirut dan komut diganti baru, barangkali penggantinya bisa melakukan gebrakan baru yang out of the box untuk meraih untung pada akhir tahun," jelasnya.