Bisnis.com, JAKARTA - Klasterisasi pelabuhan menjadi bagian dari jaringan nasional sangat penting untuk dilaksanakan guna menekan biaya logistik dan mengoptimalkan peran pelabuhan untuk aktivitas ekspor dan impor.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC Arif Suhartono mengatakan bicara pelabuhan sulit bicara pelabuhan saja, karena mesti sebagai suatu ekosistem, termasuk infrastruktur pendukung.
"Kalau dari pelabuhan saja tentunya titik beratnya performa, flow of goods and flow of document agar dipastikan keduanya tersebut berjalan dengan baik dan selalu ada peningkatan," jelasnya kepada Bisnis.com, Minggu (23/8/2020).
Dia berpendapat salah satu hal yang berdampak paling besar adalah flow of goods, yakni memastikan kecepatan bongkar muat selalu stabil dan dengan rate yang tinggi. Pentingnya membentuk jaringan agar dapat menghasilkan efisiensi pada aktivitas kepelabuhanan dan tidak dapat lagi berfokus hanya single port.
Di sisi lain, lanjutnya, bicara soal efisiensi dalam jaringan adalah memastikan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia memiliki klasterisasi. Misalnya, berupa pelabuhan utama, pelabuhan kelas 1 dan 2, atau paling tidak antar pelabuhan satu klaster punya performa yang sama sehingga bisa menciptakan efisiensi keseluruhan.
Dengan begitu, kata dia, peran pelabuhan dapat dikembangkan secara jaringan yang berkesinambungan. Saat ini berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi terdapat 2.459 pelabuhan dan terminal di Indonesia.
Baca Juga
Jumlah tersebut terdiri atas 1.241 pelabuhan umum yang terdiri atas 33 pelabuhan utama, 217 pelabuhan pengumpul dan 991 pelabuhan pengumpan. Dari jumlah tersebut, 111 pelabuhan merupakan pelabuhan komersil yang dioperasikan Pelindo I hingga IV dan 1.130 pelabuhan non komersial dikelola oleh pemerintah.
Adapun sisanya, 1.218 merupakan terminal khusus atau terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) yang jumlahnya terus bertambah karena datanya baru hingga 2015.
"Sayangnya, dari kondisi berbagai terminal ini di tingkat terminal khusus pun ada yang dapat melakukan ekspor secara mandiri sehingga optimalisasi pelabuhan utama tidak benar-benar dapat dilaksanakan," ujarnya.