Bisnis.com, JAKARTA — Survei Bank Indonesia menyebutkan bahwa kenaikan harga properti residensial di pasar primer mengalami perlambatan pada kuartal kedua tahun ini.
Dalam Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia mengindikasikan berlanjutnya perlambatan kenaikan harga properti residensial di pasar primer.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan bahwa hal ini tercermin dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal II/2020 sebesar 1,59 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan dengan 1,68 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya dan sebesar 1,71 persen (yoy) pada kuartal II/2019.
"Perlambatan IHPR terjadi pada perumahan tipe kecil yang tercatat tumbuh sebesar 2,35 persen [yoy] melambat dari 2,83 persen pada kuartal sebelumnya," ujarnya dalam Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia Kuartal II/2020, Rabu (12/8/2020).
Berdasarkan wilayah, perlambatan pertumbuhan IHPR secara tahunan terjadi di Kota Medan dan Pontianak yang masing-masing tumbuh 3,96 persen (yoy) dan 1,02 persen (yoy), lebih rendah 7,14 persen (yoy) dan 1,67 persen (yoy) dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Secara kuartalan, kenaikan IHPR pada kuartal II/2020 yang tercatat 0,32 persen (quarter to quarter/qtq) melambat dibandingkan dengan 0,46 persen (qtq) pada kuartal sebelumnya dan lebih rendah 0,41 persen pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Perlambatan kenaikan harga properti residensial secara kuartalan terutama terjadi pada tipe rumah kecil dan menengah yang masing-masingnya tercatat lebih rendah dari 0,61 persen (qtq) dan 0,57 persen pada kuartal sebelumnya menjadi 0,50 persen dan 0,22 persen.
Sementara itu, IHPR rumah tipe besar secara kuartalan pada kuartal II tahun 2020 tumbuh sebesar 0,23 persen (qtq) meningkat dari 0,19 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
"Secara spasial, perlambatan kenaikan harga properti residensial pada kuartal II/2020 terutama terjadi di Kota Pontianak dan Surabaya yang masing-masing tercatat kontraksi 0,22 persen [qtq] dan tumbuh 0,05 persen, melambat dibandingkan dengan 0,69 persen dan 0,82 persen," tutur Onny.
Menurutnya, perlambatan pertumbuhan IHPR secara kuartalan tersebut sejalan dengan melambatnya kenaikan biaya tempat tinggal yang dikeluarkan oleh rumah tangga pada kuartal II/2020.