Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia membidik China sebagai pasar untuk produk buah naga. Dibukannya akses produk buah tropis Tanah Air ke China mendorong percepatan penetrasi.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Kasan Muhri mengatakan buah naga menjadi salah satu produk yang diandalkan masuk ke pasar global karena mudah diterima hampir di seluruh belahan dunia.
"Namun, dibutuhkan upaya percepatan dalam merealisasikan ekspor perdana buah naga Indonesia ke China. Untuk itu, begitu China membuka akses pasar, kita harus langsung cepat tanggap mendorong ekspornya. Semoga kegiatan bussines matching ini membuahkan hasil yang positif,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Kasan Muhri dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu (8/8/2020).
Kasan menyatakan, diterimanya buah naga Indonesia di pasar China menambah deretan produk buah tropis Indonesia yang sudah terlebih dahulu masuk ke pasar China, seperti salak, manggis, kelengkeng, dan pisang.
“Pemerintah Indonesia mengharapkan ke depannya akan lebih banyak lagi buah tropis Indonesia yang dapat masuk ke pasar China, seperti nanas dan durian. Diharapkan, kinerja ekspor Indonesia ke China juga akan terdorong terus positif,” tegas Kasan.
Berdasarkan data BPS, ekspor produk nonmigas Indonesia ke China selama periode Januari - Juni 2020 tercatat US$12,82 miliar atau meningkat 11,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$11,46 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, permintaan dunia terhadap buah naga selama periode 2015-2019 tumbuh positif sebesar 7,51 persen, dari US$2,84 miliar pada 2015, menjadi US$3,67 miliar pada 2019.
Ekspor produk buah naga Indonesia ke dunia terus meningkat setiap tahunnya dengan tren positif sebesar 12,91 persen dalam lima tahun terakhir dari US$145.000 pada 2015 menjadi US$208.000 pada 2019.
Meningkatnya konsumsi buah naga di dunia salah satunya karena banyak komunitas Asia dan diaspora Indonesia dan China di seluruh dunia yang konsisten mengonsumsi makanan dan bahan makanan asal negaranya masing-masing, serta mempromosikan kuliner dan makanan tersebut kepada masyarakat setempat di tiap negara.
Kasan juga mengungkapkan pentingnya pemulihan ekonomi Indonesia di masa pandemi Covid-19. Menurutnya, pemulihan aktivitas ekonomi dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi dari masing-masing mitra dagang dengan menjalin kerja sama yang lebih erat, salah satunya perdagangan bilateral Indonesia-China. Terlebih lagi, tahun ini menjadi momentum perayaan ke-70 tahun terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara.
“Penyebaran Covid-19 memberikan dampak berupa perlambatan aktivitas perdagangan global. Indonesia dan Tiongkok menyadari perlu mengambil langkah tepat untuk menangkal perlambatan ekonomi tersebut, salah satunya melalui kerja sama perdagangan,” tandas Kasan.
Kasan juga menekankan pentingnya menjaga optimisme di tengah kondisi perdagangan internasional yang terkena imbas pandemi Covid-19. Hal ini supaya Indonesia tetap dapat mencari peluang kerja sama baru dengan berbagai mitra dagang di dunia.