Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos OJK: Fase Survival Sudah Terlewati, Kita Sekarang Masuk Fase Recovery

Kondisi ini tercermin dari realisasi kinerja industri jasa keuangan yang sudah mulai membaik pada kuartal III/2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso. BISNIS.COM
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso. BISNIS.COM

Bisnis.com-JAKARTA- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan kondisi perekonomian dan industri jasa keuangan yang sempat tertekan akibat pandemi Covid-19 sudah mulai masuk dalam fase perbaikan.

Kondisi ini tercermin dari realisasi kinerja industri jasa keuangan yang sudah mulai membaik pada kuartal III/2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

“Kami memandang, fase survival telah dapat kita lalui dengan baik. Saat ini kita memasuki fase recovery dan kami bersama industri jasa keuangan siap untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional,” katanya dalam konferensi pers bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Rabu (5/8/2020).

Lebih lanjut, Wimboh menjelaskan, pada episode pertama, upaya yang dilakukan yakni menyangga agar sektor keuangan dan riil tidak sampai bermasalah dan default yang akan membuat lebih sulit bangkit lagi.

Semua kebijakan fiskal dan moneter serta sektor jasa keuangan yang diambil untuk menjaga kondisi riil dapat tetap bertahan, termasuk lewat pendekatan dari sisi UMKM dan korporasi. Secara beriringan, di bidang jasa keuangan juga ada kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit dan mendapatkan dukungan likuiditas.

“Ini yang masa survival bisa kita lihat sampai Juni dan kita lihat sekarang beberapa sudah mulai bangkit. Berikutnya masa recovery, sudah ada tanda-tandanya lewat berbagai insentif Kemenkeu dan arahan Presiden agar mulai bangkit, di antaranya penjaminan subsidi UMKM dan korporasi,” ujarnya.

Wimboh menekankan kondisi likuiditas dan permodalan perbankan dan industri nonbank masih cukup terjaga, terutama dengan adanya penempatan dana Rp30 triliun di Bank BUMN dan Rp11,5 triliun di bank pembangunan daerah (BPD).

Selain itu, lanjut Wimboh, angka restrukturisasi kredit juga sudah mencapai Rp784 triliun dengan jumlah nasabah 6,73 juta.

“Karena pemerintah sudah mulai membuka berbagai aktivitas ekonomi dan belanja pemerintah sudah dan akan dimasifkan lagi, ini adalah orchestra recovery. Angkanya sudah mulai meningkat seperti kredit pada Juli tumbuh 2,27 persen yang tadinya 1,5 persen. Ini sesuatu yang sengaja kita lakukan dan kita harapkan protokol Covid lebih baik, masyarakat lebih confidence dengan berbagai perbaikan kalau memang diperlukan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper