Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Kena Resesi Teknikal! Ekonom: Pemulihan Baru Tahun Depan

Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 negatif 4,19 persen. Sementara pada kuartal I/2020, ekonomi Indonesia juga tercatat tumbuh minus 2,41 persen.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam (dari kiri) menyampaikan paparan didampingi Direktur Mohammad Faisal, dan Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Chamdan Purwoko saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (10/1)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam (dari kiri) menyampaikan paparan didampingi Direktur Mohammad Faisal, dan Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Chamdan Purwoko saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (10/1)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 menghantam ekonomi banyak negara, tidak terkecuali Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun ini mengalami pertumbuhan negatif 5,32 persen secara year-on-year (yoy).

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan pandemi Covid-19 menyebabkan terbatasnya aliran manusia, barang, dan uang. Dampak yang ditimbulkan sangat luar biasa pada aktivitas sosial dan ekonomi.

Kegiatan konsumsi, investasi, dan ekspor impor di semua negara mengalami penurunan yang sangat tajam. Alhasil, menurut Piter pertumbuhan ekonomi dipastikan akan negatif. Semua negara pun diyakini berpotensi mengalami resesi.

Apalagi, negara-negara yang bergantung kepada ekspor, yang kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonominya sangat tinggi, akan mengalami double hit, sehingga kontraksi ekonomi akan jauh lebih dalam.

"Semua negara tinggal menunggu waktunya saja untuk menyatakan secara resmi sudah mengalami resesi. Proses resesi sendiri sudah berlangsung sejak awal tahun ketika wabah Covid-19 mulai melanda China dan menyebar ke berbagai negara," katanya, Rabu (5/8/2020).

Ekonomi Indonesia yang terkontraksi pada kuartal II/2020, diprediksi akan kembali mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini.

"Apabila perkiraan ini benar-benar terjadi, maka Indonesia pada bulan Oktober nanti akan secara resmi dinyatakan resesi," jelasnya.

Adapun, saat ini Indonesia resmi memasuki fase resesi teknikal karena dalam dua kuartal terakhir pertumbuhan ekonomi tercatat negatif secara quarter-to-quarter.

Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 negatif 4,19 persen. Sementara pada kuartal I/2020, ekonomi Indonesia juga tercatat tumbuh minus 2,41 persen.

"Meski Indonesia nantinya dinyatakan resesi, masyarakat tidak perlu panik. Resesi sudah menjadi sebuah kenormalan baru di tengah wabah. Hampir semua negara mengalami resesi," ujarnya.

Piter menambahkan, yang lebih penting adalah bagaimana dunia usaha bisa bertahan di tengah resesi. Jika dunia usaha bisa bertahan dan tidak mengalami kebangkrutan, maka Indonesia bisa bangkit kembali dengan cepat ketika pandemi sudah berlalu.

"Kita optimis dengan berbagai kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah melalui program PEN [pemulihan ekonomi nasional], kita akan bisa meningkatkan daya tahan dunia usaha kita, dan kita akan recovery pada 2021".

Resesi teknikal adalah situasi ketika pertumbuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper