Bisnis.com, JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk memangkas target produksi batu bara tahun ini sekitar 10 persen dari realisasi produksi tahun lalu, menyusul berlanjutnya tren penurunan harga batu bara.
Tahun lalu realisasi produksi batu bara perseroan tercatat mencapai 58,03 juta ton.
Head of Corporate Communication Adaro Energy Febrianti Nadira mengatakan, pemangkasan produksi tersebut terutama pada jenis batu bara thermal.
"Memperhatikan kondisi pasar batu bara saat ini, maka kami mengantisipasi penurunan produksi dengan kisaran 10 persen dibanding pencapaian tahun lalu atau pada kisaran di bawah target tahun ini, yaitu 54-58 juta ton," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (5/8/2020).
Febrianti menuturkan, langkah pemangkasan produksi sejalan dengan imbauan Asosiasi Pertambangan Baru Bara Indonesia (APBI) kepada para produsen batu bara di Indonesia untuk memangkas target produksi guna menyeimbangkan kondisi di pasar batu bara yang tertekan akibat pelemahan ekonomi global dan menurunnya kebutuhan listrik industri karena pandemi Covid-19.
Perseroan juga akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan.
Baca Juga
Selain itu, Adaro juga akan terus fokus terhadap upaya peningkatan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisiensi, serta eksekusi strategi demi kelangsungan bisnis dan mempertahankan kinerja yang solid.
"Adaro akan berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan," katanya.
Sementara itu, harga batu bara acuan (HBA) Agustus 2020 mengalami penurunan sebesar 3,49 persen menjadi US$50,34 per ton dibandingkan HBA Juli 2020 sebesar US$52,16 per ton.
Pandemi Covid-19 dan tingginya stok batu bara di pasar global berdampak pada tren penurunan HBA dalam 5 bulan terakhir.