Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal III/2020, Sektor Makanan & Minuman Jadi Penggerak Utama Industri Pengolahan

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi industri pengolahan ke PDB mencapai 19,87 persen pada kuartal II/2020.
Ilustrasi - Petugas BPOM memeriksa makanan di salah satu supermarket, di Padang, Sumatra Barat, Minggu (18/6). /Antara-Muhammad Arif Pribadi
Ilustrasi - Petugas BPOM memeriksa makanan di salah satu supermarket, di Padang, Sumatra Barat, Minggu (18/6). /Antara-Muhammad Arif Pribadi

Bisnis.com, JAKARTA - Industri makanan dan minuman (mamin) diproyeksikan akan menjadi lokomotif pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan pada kuartal III/2020.

Kecepatan implementasi stimulus dinilai jadi kunci agar proyeksi tersebu terealisasikan.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi industri pengolahan ke PDB mencapai 19,87 persen pada kuartal II/2020.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menilai industri mamin dapat menjadi lokomotif pertumbuhan PDB pada kuartal III/2020.

"Saya berharap ini bisa positif [pada semester II/2020] untuk industri mamin. Perkiraan saya bisa positif [pertumbuhannya] cuma belum tahu berapa," ujar Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman kepada Bisnis, Rabu (5/8/2020).

Adhi menyatakan pihaknya telah merevisi target pertumbuhan industri mamin menjadi 0 persen. Adapun, perubahan target pertumuhan tersebut disebabkan oleh prediksi Gapmmi terkait pertumbuhan PDB nasional yang lebih dari 5 persen.

BPS mencatat pertumbuhan PDB pada kuartal II/2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen secara tahunan. Sementara itu, lapangan usaha industri pengolahan non migas merosot 5,74 persen.

Selain itu, Gapmmi mendata nilai ekspor mamin pada akhir semester I/2020 tumbuh tipis di bawah 1 persen menjadi sekitar US$2,9 miliar. Oleh karena itu, Adhi optimistis industri mamin berpotensi tidak tumbuh stagnan pada semster II/2020.

Sebelumnya, Adhi menargetkan indsutri mamin dapat tumbuh hingga 9 persen tahun ini pada awal 2020. Namun demikian, target tersebut direvisi saat pandemi Covid-19 menyerang menjadi maksimal 4 persen pada akhir tahun ini.

Adapun, industri mamin sepanjang Januari-Juni 2020 telah tumbuh 2,03 persen secara tahunan. Angka tersebut lebih rendah dari realisasi periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 7,4 persen.

Walau demikian, Adhi meramalkan indsutri mamin dan PDB nasional dapat tumbuh positi pada kuartal III/2020. Dengan kata lain, roda perekonomian nasional terhindar dari ancaman resesi.

"Support dari pemerintah harus benar-benar segera diimplementasikan. Keputusan sudah ada. Saya pikir [penerbitan stimulus] sudah imbang antara supply dan demand. Ini bisa berhasil tidak terjadi resesi [kalau cepat diimplementasikan]," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper