Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MTI: 66 Persen Masyarakat Masih Setia Pakai Transportasi Umum

Masyarkat Transportasi Indonesia atau MTI mencatat sebanyak 66,03 persen masyarakat di Jabodetabek akan kembali menggunakan transportasi umum selama pandemi Covid-19.
Penumpang berada di dalam Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Pondok Ranji, Tangerang Selatan, Banten, Senin (23/3/2020).  Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Penumpang berada di dalam Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Pondok Ranji, Tangerang Selatan, Banten, Senin (23/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru (AKB), Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mencatatkan ada 66,03 persen pengguna aktif transportasi publik tetap setia menggunakan layanan transportasi publik pasca pandemi Covid-19.

Sekretaris Jenderal MTI Harya S. Dillon mengatakan hasil riset terbaru dari MTI menunjukkan lebih dari setengah pengguna angkutan umum sebelum pandemi Covid-19 akan kembali menggunakan angkutan umum di Jabodetabek.

"Sebanyak 66,03 persen pengguna akan kembali pakai angkutan publik, tetapi 35,41 persen pengguna akan mengurangi frekuensinya. Sementara pengguna yang tetap menggunakan angkutan umum sebanyak 30,62 persen," jelasnya, Selasa (4/8/2020).

Di sisi lain, dia juga mencatat terdapat 33,97 persen pengguna angkutan umum sebelum pandemi tidak akan kembali ke angkutan umum sama sekali, artinya jika bepergian beralih ke kendaraan pribadi.

Adapun, masih dari hasil survei yang sama, pengguna transportasi publik cenderung menggunakan ojek online (ojol) sebagai moda angkutan pengumpan menuju angkutan publik baik first mile maupun last mile.

Datanya, pengguna angkutan umum menggunakan ojol sebagai angkutan first mile sebanyak 39,1 persen, sepeda motor 24 persen, mobil 12,9 persen, jalan kaki 11,6 persen, angkot 8 persen, ojek pangkalan 1,8 persen, taksi 1,3 persen, dan taksi online 1,3 persen.

Sementara itu, pengguna angkutan umum menggunakan ojol sebagai pengumpan last mile paling banyak, mencapai 44,9 persen. Sisanya memilih jalan kaki (26,7 persen), menggunakan angkot (10,2 persen), taksi online (6,2 persen), mobil (4,4 persen), ojek pangkalan (4,4 persen), sepeda motor (1,4 persen), dan taksi (1,3 persen).

"Walaupun terjadi penurunan jumlah penumpang angkutan umum, layanan first mile dan last mile tetap berjalan karena ada kebutuhan. Sementara itu, yang difungsikan masyarakat sebagai solusi utama adalah ojol," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper