Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Libur Iduladha, Organda: Bakal Didominasi Kendaraan Pribadi

Organda menilai lonjakan pengguna kendaraan pribadi akan terjadi pada libur Iduladha, termasuk angkutan gelap.
Calon penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) berada di dekat loket pembelian tiket di Terminal Pulo Gebang di Jakarta, Kamis (23/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Calon penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) berada di dekat loket pembelian tiket di Terminal Pulo Gebang di Jakarta, Kamis (23/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Angkutan Darat (Organda) memproyeksikan lonjakan penumpang menjelang Iduladha akan lebih banyak terjadi untuk angkutan pribadi dibandingkan dengan transportasi darat lainnya seperti bus.

Sekretaris Jenderal Organda Ateng Haryono mengatakan operasional angkutan darat tetap berjalan seperti biasanya karena tidak ada larangan dari pemerintah untuk mudik. Protokol kesehatan juga dilakukan dengan hal paling mendasar tetap ditegakkan yakni 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dan tak ada tambahan protokol lainnya.

Dia memperkirakan libur Iduladha ini akan banyak masyarakat yang memanfaatkan untuk kembali ke daerahnya masing-masing seperti yang terjadi pada Idulfitri tetapi dengan jangka waktu yang lebih terbatas.

“Kalau toh melonjak lihatnya posisi Iduladha posisi Covid-19 juga bukan posisi yang melegakan bagi masyarakat. Masyarakat juga masih berpikir untuk ke luar kota dengan agkutan umum karena daya beli juga lebih lemah dan khawatir juga untuk kesehatan. Lonjakan mungkin ada bagi pengguna mobil pribadi dan angkutan yang berbentuk mobil pribadi,” jelasnya, Rabu (29/7/2020).

Menurutnya dalam kondisi saat ini dan telah ditiadakannya persyaratan SIKM dengan Corona Likelihood Metric (CLM) masih menjadi peluang bagi angkutan gelap mencari penumpang. Masyarakat pun cenderung masih memanfaatkan jasa tersebut dengan mempertimbangkan jumlah penumpang yang lebih sedikit dan tak perlu repot-repot menuju terminal untuk rute-rute jarak dekat.

Penegakan hukum bagi angkutan gelap pun menjadi lemah di tengah kondisi pandemi saat ini. Namun, Ateng berpendapat pengusaha bus masih dapat menjaring penumpang untuk rute-rute jarak jauh. Terlebih pengusaha telah menyediakan bus-bus besar yang nyaman dalam operasionalnya.

“Teman-teman mulai beroperasi 30 persen sampai 70 persen. Itu 70 persen bagi PO [perusahaan otobus] yang besar dan punya rute-rute andalan tertentu. Yang lain mungkin rata-rata 30 persen sampai 40 persen. Masing-masing ada geliat, bisa mengoperasikan 50 persen saja sudah sangat bersyukur,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper