Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGN Ambil Peran Dalam Pemulihan Ekonomi Nasional

PGN mendukung penuh pemulihan perekonomian nasional di tengah pandemi virus corona.
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk. menyatakan komitmennya untuk ikut serta dalam pemulihan perekonomian nasional.

Direktur Komersial PGN Fariz Aziz mengatakan hal tersebut saat menjelaskan tentang peran BUMN sektor energi dan pertambangan dalam pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.

Faris menjelaskan, pandemi Covid-19 turut memengaruhi supply chain gas bumi domestik. PGN dan sebagian besar industri pengguna gas terdampak cukup dalam.

"Kondisi demand mengalami penurunan di seluruh sektor pelanggan, khususnya pelanggan industri. Kemudian juga terjadi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang berdampak pada harga migas,” katanya dalam keterangan resminya, Rabu (29/7/2020).

Faris menjelaskan bisnis migas adalah bisnis padat modal. PGN sebagai badan usaha di midstream, memerlukan keberlanjutan jangka panjang terhadap bisnis ini.

Oleh karena itu, PGN tentu harus bisa mengelola take or pay dari pemasok hulu, sedangkan permintaan di hilir cenderung mengalami penurunan.

“Demand mengalami penurunan yang cukup tajam, khususnya di April dan Mei 2020, yaitu sekitar 15 persen, sehingga PGN harus bisa menata kembali pengelolaan bisnis dan memastikan kehandalan infrastruktur yang ada,” ungkap Faris.

Meski sempat mengalami penurunan permintaan, Faris mengungkapkan bahwa supply gas untuk sektor-sektor industri pada bulan Juni 2020 sudah mulai meningkat.

Pada periode Januari—Februari 2020, sebetulnya sudah lebih baik dari tahun 2019. Namun mulaiMaret 2020, kondisi Covid-19 sudah mulai menimbulkan dampak sehingga supply PGN menurun.

“Mudah-mudahan puncaknya hanya di Mei 2020 dan sudah ada trend yang semakin baik seiring dengan upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional melalui Program Ekonomi Nasional (PEN). Hal ini memberikan rasa optimisme bagi PGN, sehingga sektor-sektor industri mulai menggeliat kembali. Rata-rata Januari - Juni 2020, supply gas bumi ke PGN sebesar 735 BBTUD,” ungkap Faris.

Selanjutnya, Faris menjelaskan program-program yang dilaksanakan PGN sebagai BUMN untuk memberikan andil dan dukungan agar pemulihan ekonomi nasional.

Implementasi Kepmen ESDM 13/2020 yaitu regasifikasi dan konversi PLTMD milik PLN di 52 lokasi dalam beberapa tahun ke depan. Tugas PGN secara khusus adalah mempercepat pelaksanaan melalui Quick Win di 3 lokasi utama yaitu PLTMD Nias, Tanjung Selor dan Sorong.

“PGN dan PLN harus bisa mengakselerasi proyek ini, sehingga bisa didapatkan sumber energi yang bisa dinikmati di wilayah-wilayah tersebut dengan harga yang bersaing. Ke depan, akan lebih banyak lagi pembangunan apabila Kepmen ESDM ini dapat terwujud, khususnya di wilayah Indonesia Tengah, Tenggara, dan Timur,” ujar Faris.

Selain itu, PGN berupaya untuk memasok lebih banyak gas sebagai energi untuk pembangkit yang ada di refinery Pertamina melalui gasifikasi Kilang Pertamina. Potensi demand di sana akan diupayakan sesegera mungkin, sehingga refinery Pertamina bisa lebih efisien dalam mengelola kegiatan bisnisnya.

“Ada 2 proyek utama yaitu tambahan pasokan di Kilang Refinery Unit VI Balongan dan Refinery IV Cilacap. Seiring dengan adanya RDMP Kilang Pertamina, terutama di Balikpapan, kami sudah melakukan persiapan untuk bisa memastikan ketersediaan tambahan pasokan, termasuk kerja sama dengan pemasoknya dari Pertamina Hulu, Mahakam, maupun Pertamina Hulu Indonesia,” jelas Faris.

Pada sisi pembangunan infrastruktur, Faris mengakui bahwa memang tidak mudah melaksanakannya di era COVID-19 ini. Tapi ada beberapa proyek infrastruktur yang memang sudah berjalan sebelum pandemi dan secara konsisten akan diselesaikan oleh PGN, yang diantaraya adalah pembangunan jaringan pipa transmisi Gresik-Semarang.

Selain itu, PGN akan mencoba menyederhanakan pola supply dan melakukan integrasi jaringan pipa dari Sumatra ke Jawa dengan menyambungkan pipa SSWJ (South Sumatera West Java) dengan pipa WJA (West Java Area).

“Kami melihat ini sebagai potensi yang bagus untuk bisa menekan biaya operasi PGN dengan menyambungkan 2 jaringan pipa besar ini. Dengan begitu, gas dari Sumatra akan lebih mudah disalurkan ke Jawa. Di Jawa bagian barat, potensi demandnya besar sehingga koneksi pipa ini, juga akan memudahkan pelanggan industri mendapatkan gas dengan harga yang kompetitif,” jelas Faris.

Secara keseluruhan, pengembangan ruas pipa transmisi oleh PGN mencapai 741 km. Faris berharap, proyek ini bisa berjalan tepat waktu, sehingga pada waktunya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas, termasuk industri-industri yang ada.

“Berikutnya adalah program strategis jaringan rumah tangga (Jargas) yang akan dilaksanakan oleh PGN melalui program mandiri maupun APBN. Pemerintah menargetkan ± 4 juta sambungan gas rumah tangga dalam beberapa tahun ke depan,” jelas Faris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper