Bisnis.com, JAKARTA -- Pelaku usaha dari sektor pariwisata memerlukan dana talangan dalam bentuk pinjaman jangka panjang dengan tingkat bunga yang rendah untuk menjaga keberlangsungan bisnis sepanjang semester II/2020.
Menurut Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedi, pelaku usaha di sektor pariwisata kemungkinan sudah tidak memiliki sisa modal untuk kembali menjalankan bisnis akbiat terdampak pandemi virus corona (Covid-19).
"Kami sudah minta [dana talangan] ke pemerintah untuk memberikan dana talangan berupa pinjaman jangka panjang dengan bunga yang rendah," ujar Didien kepada Bisnis, Selasa (28/7/2020).
Didien juga mengungkapkan, dari informasi yang dikumpulkan pihak GIPI saja, dana talangan yang diperlukan oleh pelaku usaha di sektor pariwisata di Indonesia saat ini sudah mencapai triliunan rupiah.
"Kami bersama kementerian dan lembaga lainnya terus berupaya agar dapat memberikan berbagai bantuan tambahan bagi pelaku bisnis pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan," kata Wishnutama dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (28/7/2020).
Berbagai macam upaya tersebut diharapkan dapat mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan pemerintah telah menjalankan berbagai program bantuan bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, di antaranya insentif, relaksasi pajak, dana talangan usaha melalui Himbara senilai Rp10 miliar, serta diskon penerbangan dan paket wisata.
"Kami bersama kementerian dan lembaga lainnya terus berupaya agar dapat memberikan berbagai bantuan tambahan bagi pelaku bisnis pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan," kata Wishnutama dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (28/7/2020).
Berbagai macam upaya tersebut diharapkan dapat mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisman pada Mei 2020 mengalami penurunan sebesar 86,90 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada Mei 2019 akibat pandemi Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel