Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) masih merahasiakan identitas blok migas yang akan diakuisisi.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan bahwa pihaknya belum bisa membeberkan detail tersebut karena menyangkut aspek confidential.
"Namun detailnya kami belum dapat sampaikan," katanya kepada Bisnis, Senin (27/7/2020).
Sebelumnya, Pertamina menyebutkan sedang gencar menjalankan aksi akuisisi blok migas untuk menambah cadangan energi dalam negeri.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa upaya penambahan sumber daya tersebut seiring dengan meningkatkan kebutuhan yang disebabkan dengan peningkatan kapasitas kilang di dalam negeri.
Selain itu, Nicke menyatakan bahwa produksi dan cadangan atau reserve to production ratio minyak dan gas bumi yang dimiliki hanya tersisa untuk 7 tahun ke depan.
Baca Juga
"Kalau tidak temukan cadangan baru atau akuisisi maka dalam 7 tahun cadangan akan habis," katanya pada Minggu (26/7/2020).
Adapun, pada saat ini produksi Pertamina hanya mencapai 428.000 barel oil per day (bopd). Di sisi lain, Pertamina menargetkan produksi bisa mencapai 1 juta bpod pada 2028 atau paling cepat 2026.
Menurut Nicke, cara yang paling cepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan cara mengakuisisi blok-blok migas baru.
Awal tahun lalu, Pertamina menyatakan masih melakukan negosiasi dengna Pemerintah Aljazair terkait ekspansi pengelolaan wilayah kerja minyak dan gas bumi Blok Menzel Lejmet North (MLN) II yang ada di negara tersebut.
Rencana ekspansi blok migas MLN II dilakukan setelah Pertamina memiliki aset berupa kepemilikan saham di Blok Menzel Lejmet North (MLN).
Ekspansi blok baru di luar negeri bertujuan untuk semakin melebarkan sayap Pertamina sehingga meningkatkan investasi perusahaan migas berplat merah tersebut.