Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyebutkan sedang gencar menjalankan aksi akuisisi blok migas untuk menambah cadangan energi dalam negeri.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa upaya penambahan sumber daya tersebut seiring dengan meningkatkan kebutuhan yang disebabkan dengan peningkatan kapasitas kilang di dalam negeri.
Selain itu, Nicke menyatakan bahwa produksi dan cadangan atau reserve to production ratio minyak dan gas bumi yang dimiliki hanya tersisa untuk 7 tahun ke depan.
"Kalau tidak temukan cadangan baru atau akuisisi maka dalam 7 tahun cadangan akan habis," katanya pada Minggu (26/7/2020).
Adapun, pada saat ini produksi Pertamina hanya mencapai 428.000 barel oil per day (bopd). Di sisi lain, Pertamina menargetkan produksi bisa mencapai 1 juta bpod pada 2028 atau paling cepat 2026.
Menurut Nicke, cara yang paling cepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan cara mengakuisisi blok-blok migas baru.
Baca Juga
"Akuisisi saat ini kita sedang proses akuisisi blok migas luar negeri untuk tingkatkan RTP dari 7 tahun dan tingkatkan produksi yang bisa dibawa ke dalam negeri, kita prioritas di oil. Dengan bangun kilang kita butuh tambahan kilang untuk feedstock," jelasnya.
Sekadar informasi, hingga saat ini, Pertamina masih menjalankan proyek pembangunan dan pengembangan kilang di antaranya adalah Kilang Balikpapan, Kilang Balongan, Kilang Cilacap, Kilang Plaju, dan Kilang Tuban, dan Kilang Bontang.
Nicke menyebut salah satu tujuan pembangunan kilang tersebut untuk meningkatkan kualitas produksinya dari Euro 2 menjadi Euro 4 sesuai standar dunia.
Selain itu, pembangunan kilang baru tersebut juga ditujukan untuk pengembangan bisnis baru Pertamina yakni Petrokimia.
"Empat itu pengembangan dari kilang eksisting karena harus tingkatkan kualitas dan kapasitas, harus dilakukan pembangunan kilang, kualitas masih dibawah standar dunia dan pasokan belum mencukupi dari demand," jelasnya.