Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AP I Sebut Pergerakan Pesawat dan Jumlah Penumpang Tak Imbang

AP I mencatat pertumbuhan pergerakan pesawat pada pertengahan Juli 2020 telah mencapai 35 persen, tetapi jumlah penumpang hanya 17 persen.
Salah satu bentuk layanan pelanggan (customer service) virtual di Bandara Lombok yang dikelola PT Angkasa Pura I./Dok. Istimewa
Salah satu bentuk layanan pelanggan (customer service) virtual di Bandara Lombok yang dikelola PT Angkasa Pura I./Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mencatat pertumbuhan pergerakan pesawat pada pertengahan Juli 2020 telah mencapai 35 persen dibandingkan dengan periode normal tetapi masih belum sebanding dengan jumlah penumpang yang hanya sebesar 17 persen dibandingkan dengan kondisi normal.

Direktur Utama AP I Faik Fahmi menuturkan secara statistik penerbangan hingga dengan pada Juli ini pergerakan penumpang turun hingga 55 persen. Faik melanjutkan kondisi terburuk dialami pada Mei 2020 dengan penurunan hingga 99 persen.

Pada umumnya API melayani rata-rata sebanyak 75.000 penumpang per bulannya tetapi pada Mei hanya melayani 75.000 penumpang per bulan.

Menurut Faik memang diperlukan kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait karena pandemi belum dapat dipastikan waktu berakhirnya. Terlebih upaya yang dilakukan pemerintah pada saat ini lebih kepada upaya penyelamatan ekonomi.

“Dampaknya signifikan kontraksi pertumbuhan ekonomi global sampai minus 5,2 persen. Indonesia juga minus sampai 3,1 persen. API juga perlu mengakomodir dua kepentingan sekaligus. Kerja sama stakeholder satu kata kunci,” jelasnya, Rabu (22/7/2020).

Dia juga mengatakan dalam kondisi saat ini telah berinteraksi dengan pihak maskapai akibat banyaknya maskapai internasional yang bertumbangan.

Sejauh ini AP I pun telah melakukan sejumlah langkah inisiatif dengan mengidentifikasi resiko strategi keuangan operasional. Selanjutnya untuk bertahan, perseroan mulai menginisiasi pesawat kargo untuk freighter hingga melakukan evaluasi pemotongan biaya esensial 90 persen.

Di sisi lain untuk kontributor pengoperasionalan bandara bisa dipangkas hingga 85 persen. Namun, tentunya untuk kategori biaya keamanan tidak dapat dipangkas signifikan hingga 20 persen.

Faik mengaku kurang lebih terdapat 80 akun biaya yang dipantau berupa pengurangan biaya operasional, penundaan dan pembatalan anggaran belanja modal untuk ekspansi.

“Jadi secara keseluruhan biaya yang bisa dipotong lebih dari 32 persen, mengurangi beban secara lebih signifikan. Selanjutnya, seluruh stakeholder perlu kampanye secara bersama. Sebelum melakukan kampanye harus disiapkan protokol kesehatan yang baik,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper