Bisnis.com, JAKARTA - Penggunaan Corona Likelihood Metric (CLM) pada aplikasi Jakarta Terkini (Jaki) sebagai pengganti surat keluar masuk (SIKM) mulai diterapkan pengelola sarana transportasi, salah satunya Terminal Tanjung Priok di Jakarta Utara.
Kepala Terminal Tanjung Priok Mulya mengaku telah menerapkan CLM bagi penumpang bus umum. Adapun, sosialisasi dilakukan untuk para pengelola perusahaan otobus (PO) yang memberangkatkan penumpang masuk dan keluar DKI Jakarta.
"Hari ini kami sudah melakukan sosialisasi dan besok [17/7/2020] akan dilakukan pengawasan," kata Mulya, Kamis (16/7/2020).
Dia menambahkan terdapat sebanyak 18 PO dan 24 trayek yang terdaftar di Terminal Tanjung Priok melayani bus angkutan kota antar provinsi (AKAP).
Pihaknya menuturkan para sopir dan kondektur bus diwajibkan harus bisa memasang dan menggunakan aplikasi CLM untuk para penumpang. Adapun, penumpang dari Pulau Jawa yang masuk ke wilayah DKI Jakarta harus menggunakan aplikasi yang terintegrasi pada aplikasi Jakarta Terkini (JAKI).
Selain itu, para penumpang yang mau keluar dari DKI harus memiliki CLM sebelum mereka melakukan pembelian tiket bus. Jika ada penumpang yang didapati tidak menggunakan CLM saat pengawasan di pintu keluar, akan langsung dibawa ke Puskesmas terdekat.
Baca Juga
Pengelola terminal, lanjutnya, telah menyiapkan personel petugas yang melakukan pengawasan dan dibagi dalam tiga sif kerja. Mereka melakukan pengawasan untuk empat PO yang sudah beroperasi selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Mulya mengakui penggunaan CLM lebih mudah dibandingkan dengan SIKM yang sebelumnya diterapkan untuk penumpang bus. Sebelumnya banyak penumpang tidak mau urus SIKM karena takut tes Covid-19 ke Puskesmas atau rumah sakit.