Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belajar dari Tren Pesepeda di Inggris dan AS

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno mengatakan praktek pesepeda di Inggris, dampak pandemi menyebabkan 61 persen orang Inggris takut untuk menggunakan angkutan umum.
Warga berolahraga saat hari bebas berkendara atau Car Free Day (CFD) di kawasan Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Minggu (21/6/2020). Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta memisahkan jalur untuk pesepeda, olahraga lari, dan jalan kaki saat CFD pertama pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Warga berolahraga saat hari bebas berkendara atau Car Free Day (CFD) di kawasan Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Minggu (21/6/2020). Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta memisahkan jalur untuk pesepeda, olahraga lari, dan jalan kaki saat CFD pertama pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dinilai perlu belajar dari tren pesepeda di tengah pandemi virus corona yang terjadi di Inggris dan Amerika Serikat (AS), sehingga implementasi aturan dapat lebih maksimal.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno mengatakan praktek pesepeda di Inggris, dampak pandemi menyebabkan 61 persen orang Inggris takut untuk menggunakan angkutan umum.

"Terjadi peningkatan pemesanan sepeda hingga 200 persen, terutama oleh pekerja yang tetap harus bekerja di luar rumah saat pandemi," jelasnya, Selasa (14/7/2020).

Penjualan sepeda sangat besar di penjualan rantai sepeda dan suku cadang. Penjualan sepeda yang biasanya 20-30 per minggu, meningkat menjadi 50 sepeda setiap hari.

Tindakan sementara waktu yang dilakukan beberapa kota di Inggris adalah membuat jalur sepeda non permanen dengan mengambil sebagian ruang kendaraan bermotor menjadi ruang bagi pejalan kaki dan pesepeda.

Sementara itu, Peneliti Laboratorium Transportasi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Anastasia Yulianti mengatakan di Amerika Serikat, saat pandemi, pemerintah di Amerika Serikat melakukan pembatasan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi.

Pengguna sepeda di beberapa kota, seperti Philadelphia meningkat hingga 150 persen.

"Beberapa ruas jalan untuk kendaraan bermotor diubah menjadi jalur sementara bagi pesepeda dan pejalan kaki. Kota yang paling banyak menutup jalan untuk jalur sepeda dan pejalan kaki adalah Kota Oakland, California," paparnya.

Setidaknya, sebanyak 85 persen orang Amerika Serikat menganggap bersepeda sebagai moda transportasi yang lebih aman dibandingkan dengan transportasi umum saat social distancing.

Menurut survei yang dilakukan Trekbike (2020), ada tiga kelompok pesepeda saat pandemi coronavirus, pertama penggemar sepeda. Penggemar sepeda ini sudah bersepeda sebelum pandemi virus corona. Mereka memiliki hobi bersepeda.

Kedua, pengendara sepeda keluarga, biasanya bersepeda untuk santai dan rekreasi. Sebanyak 63 persen pesepeda kategori ini bersepeda untuk menghilangkan stres dan kecemasan karena pandemi.

Dan ketiga, pengendara sepeda ke tempat kerja. Pengendara sepeda ini menggunakan sepeda untuk ke tempat kerja. Sebesar 85 persen pesepeda kategori ini menganggap bersepeda sebagai moda transportasi yang lebih aman daripada transit.

Lebih lanjut, peningkatan penggunaan sepeda memberi dampak positif kepada perusahaan bikeshare di berbagai negara. Sebuah perusahaan bikeshare Wuhan, Meituan Bikeshare mampu menyediakan sekitar 2,3 juta perjalanan di Wuhan.

Sebanyak 286.000 orang menggunakan layanan ini dengan total perjalanan bersepeda mencapai 2 juta mil. Jarak rata-rata harian untuk satu perjalanan meningkat 10 persen.

Sistem bikeshare publik New York City, Citi Bike, mengalami lonjakan permintaan 67 persen pada awal Maret dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Kota Chicago dan Kota Philadelphia mengalami peningkatan dalam program bikeshare mereka hampir dua kali lipat selama bulan Maret. Salah satu jalur sepeda utama Philadelphia mengalami peningkatan lalu lintas 470 persen," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper