Bisnis.com, JAKARTA -- Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah menilai pemulihan ekonomi Indonesia harus lebih bagus dari kondisi sebelum adanya Covid-19. Pada setiap krisis, pemulihan perekonomian Indonesia harus melahirkan cerita baru.
Menurutnya, kondisi ekonomi sebelum Covid-19 seharusnya bukan menjadi acuan untuk pemulihan. Pasalnya, sebelum Covid-19 terjadi, kondisi perekonomian pun sedang tidak bagus. Pemulihan ekonomi yang harus dilakukan seharusnya lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelum Covid-19.
Lantaran demikian, perlu ada cerita baru dan invoasi baru yang dilahirkan. Hanya saja, selama ini belum muncul new story yang menggairahkan ekonomi.
"Pemulihan ekonomi bukan ke sebelum Covid-19, karena sebelum pandemi, ekonomi tidak terlalu bagus. Perlu ada cerita baru, perlu ada inovasi," katanya, Senin (6/7/2020) malam.
Menurutnya, dalam setiap krisis, biasanya akan timbul gagasan dan perekonomian yang sejahtera bertambah. Misalnya, setelah terjadi great depression dan perang dunia kedua, muncul The Bretton Woods institutions (BWIs) sebagai buah pemikiran Keynesian. Dari pemikiran tersebut, pemerintah harus ikut campur tangan mengelola ekonomi.
Keynasian tidak membiarkan pasar mengelola ekonomi seperti kapitalisme. Pemikiran ini pun bertahan hingga tahun 70-an. Saat itu, disadari pemerintah terlalu banyak campur tangan dan perekonomian menjadi macet.
Baca Juga
Perkembangan selanjutnya, lahirlah neoliberalisme yang bertahan sampai 2008. Ketika 2008 terjadi krisis baru, tidak ada pemikiran baru. Gagasan yang muncul hanya pemerintah harus diperbaiki dan transparansi harus ditingkatkan.
"Indonesia harus punya cerita baru setelah Covid-19, kita harus punya new story perekonomian, bukan keresahan tetapi kehidupan kesejahteraan bersama sesuai cita-cita kemerdekaan," katanya.