Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah membuka opsi menerbitkan obligasi jangka panjang untuk membiayai proyek jalan tol Trans Sumatra (JTTS). Saat ini proyek tersebut kekurangan dana sebesar Rp387 triliun untuk menyelesaikan pembangunan 2.878 kilometer jalan koridor utama dan jalur pendukungnya.
“Ini dibicarakan oleh Menteri BUMN kemudian Menko Maritim dan Investasi, Menko Perekonomian, dan Kementerian Keuangan. Ini ada beberapa opsi beliau-beliau akan merumuskan, apakah dengan mengeluarkan bond jangka panjang. Itu pasti dengan jaminan pemerintah,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Jakarta, Selasa (7/7/2020).
Basuki menjelaskan kebutuhan pendanaan Trans Sumatra secara total, baik koridor utama dan jalur pendukung mencapai Rp500 triliun. Saat ini dana yang telah siap berasal dari perbankan Rp72,2 triliun, dukungan pemerintah Rp21,6 triliun, dan PMN Rp19,6 triliun. Sementara itu untuk koridor utama saja membutuhkan Rp266 triliun.
Perbankan telah memberikan komitmen pembiayaan Rp42,2 triliun untuk koridor utama. Dukungan pemerintah dan PMN, masing-masing sebesar Rp16,1 triliun dan Rp17,1 triliun.
“Sehingga total anggaran yang masih dibutuhkan [untuk pembangunan kordior utama] Rp191 triliun,” jelas Basuki.
Adapun, Presiden Joko Widodo dalam pembukaan rapat terbatas meminta kalkulasi cermat kelayakan finansial dan juga opsi tambahan ekuitas dalam melanjutkan proyek tol Trans Sumatra.
Baca Juga
“Saya minta ada terobosan sumber pembiayaan alternatif untuk mengurangi beban ekuitas dari PMN dan juga tidak tergantung pada APBN,” kata Presiden membuka rapat terbatas percepatan pembangunan proyek strategis nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (7/7/2020).
Presiden Jokowi mengatakan percepatan pembangunan tol Trans Sumatra sangat diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sekaligus pemerataan kesejahteraan masyarakat pulau Sumatra.
Menurutnya, kehadiran tol tersebut akan menjadi akses utama guna mengefisiensikan waktu tempuh dan pada akhirnya memberikan multiplier effect terhadap PDB hingga 2 - 3 kali lipat.
Pemerintah menargetkan proyek pembangunan jalan tol Trans Sumatra (JTST) rampung pada 2024. Pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah untuk menyelesaikan 1.194 kilometer yang masih dalam proses konstruksi dan 1.291 kilometer yang masih dalam tahap persiapan.