Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah kembali menerbitan surat utang negara dalam denominasi yen Jepang atau samurai onds senilai 100 miliar yen.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan penerbitan telah dilakukan pada Kamis (2/7/2020). Surat utang negara (SUN) berdenominasi yen Jepang itu terdiri atas 5 seri yakni RIJPY0723, RIJPY0725, RIJPY0727, RIJPY0730, dan RIJPY0740.
RIJPY0723 memiliki jumlah pokok 50,7 miliar yen Jepang dengan tenor 3 tahun dan tingkat kupon 1,13 persen. Selanjutnya, RIJPY0725 memiliki jumlah pokok 24,3 miliar yen Jepang dengan tingkat kupon 1,35 persen.
Adapun, RIJPY0727 memiliki jumlah pokok 10,1 miliar yen Jepang dengan tenor 7 tahun dan tingkat kupon 1,48 persen. RIJPY0730 memiliki jumlah pokok 13,4 miliar yen Jepang dengan tenor 10 tahun dan tingkat kupon 1,59 persen.
Terakhir, RIJPY0740 memiliki jumlah pokok 1,5 miliar yen Jepang dengan tenor 20 tahun dan tingkat kupon 1,80 persen.
“Pemerintah Indonesia berhasil menerbitkan 100 miliar yen Jepang samurai bonds yang menjadi penerbitan sovereign pertama di pasar Jepang untuk 2020 dan penerbitan pertama dari penerbit Asia setelah masa pandemi,” jelas DJPPR melalui siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (2/7/2020) malam.
Baca Juga
DJPPR menjelaskan bahwa transaksi itu merupakan momentum yang menumbuhkan kepercayaan pasar Jepang. Artinya, langkah itu potensial diikuti oleh penerbitan lainnya.
Pemerintah akan menggunakan dana dari emisi itu untuk pembiayaan defisit APBN. Kebutuhan itu termasuk upaya penanggulangan dan pemulihan pandemi Covid-19.
Dalam kondisi pandemi, kegiatan temu investor atau non-deal roadshow dilakukan secara daring dalam bentuk netroadshow dan investor call. Strategi itu diklaim meningkatkan sentimen positif dari investor baik existing maupun investor baru yang berbasis di dalam dan luar Jepang.
DJPPR mencatat basis investor dalam emisi samurai bonds kali ini lebih terdiversifikasi meliputi city banks 18,6 persen, life insurers 7,0 persen, property insurers 1,6 persen, asset managers 29,1 persen, shinking banks atau regional banks 6,7 persen, pension fund 2,5 persen, dan lainnya 34,5 persen.
Adapun, joint lead arrangers dalam transaksi ini adalah Daiwa Securities Co. Ltd., Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co., Ltd., Nomura Securities Co., Ltd., dan SMBC Nikko Securities Inc. Samurai Bonds Indonesia mendapatkan peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari S&P Global Ratings, dan BBB dari Fitch Ratings.