Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Juni 2020 sebesar 0,18 persen yang meningkat tipis dibandingkan bulan Mei 2020 dipicu oleh kenaikan harga komoditas yang bergejolak.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan inflasi Juni sebesar 0,18 persen disebabkan oleh inflasi harga bergejolak sebesar 0,77 persen dengan sumbangannya mencapai 0,13 persen.
"Pemicunya adalah harga daging ayam ras dan telur ayam ras," ujar Suhariyanto, Rabu (1/7/2020).
Menurut BPS, daging ayam ras andil ke inflasi mencapai 0,14 persen. Suhariyanto mengungkapkan harga daging ayam ras Juni memang terjadi kenaikan di 6 kota, tertinggi di Gunung Sitoli dan Lhoksemawe. "Sehingga ayam ras bulan ini jadi penyumbang utama inflasi Juni 2020."
Dari komponen harga bergejolak, energi mengalami deflasi sebesar -0,07 persen sehingga menahan inflasi sebesar dengan andil -0,01 persen.
Kendati inflasi sedikit terangkat, laju inflasi di komponen pengeluaran lainnya cenderung flat dan mengarah ke deflasi. Kelompok seperti perumahan, air dan listrik; perawatan pribadi; informasi, komunikadi dan jasa keuangan mengalami deflasi.
Baca Juga
Sebanyak enam kelompok pengeluaran tidak memberikan andil apapun terhadap inflasi Juni karena pergerakannya yang deflasi, contohnya perumahan, air dan listrik; perawatan pribadi; informasi, komunikadi dan jasa keuangan; rekreasi, olahraga dan budaya; serta pendidikan.