Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

DMO Batu Bara Diproyeksikan Capai 91 Persen dari Target Tahun Ini

Hingga Mei 2020, realisasi DMO baru mencapai 43,75 juta ton atau baru sekitar 28 persen dari target tahun ini.
Denis Riantiza Meilanova
Denis Riantiza Meilanova - Bisnis.com 30 Juni 2020  |  13:34 WIB
DMO Batu Bara Diproyeksikan Capai 91 Persen dari Target Tahun Ini
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane. - indikaenergy.co.id
  • Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan realisasi pasokan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) hingga akhir tahun hanya akan mencapai 91 persen dari target tahun ini.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan bahwa hingga akhir tahun realisasi DMO diproyeksikan hanya mencapai 141 juta ton dari target semula yang dipatok sebesar 155 juta ton.

Melesetnya capaian DMO dari target disebabkan oleh turunnya pemakaian batubara untuk pembangkit listrik sebagai dampak pandemi Covid-19.

"Karena pandemi banyak industri tidak jalan sebagaimana adanya, maka permintaan listrik memang turun. Akibatnya pemakaian batubara untuk memenuhi kebutuhan listrik juga turun," ujar Sujatmiko dalam "Diskusi Media: Bisakah Industri Batu Bara Bertahan Hadapi Covid?", Selasa (30/6/2020).

Hingga Mei 2020, realisasi DMO baru mencapai 43,75 juta ton atau baru sekitar 28 persen dari target tahun ini.

Sujatmiko menuturkan bahwa kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri yang paling besar adalah untuk pembangkit listrik PLN, yakni mencapai 70 persen dari total kebutuhan batubara dalam negeri. Sisanya, dibutuhkan untuk industri pengolahan dan pemurnian sekitar 11 persen, semen 10 persen, kertas 4 persen, tekstil 4 persen, dan pupuk 1 persen.

Meski kebutuhan untuk listrik menurun, menurut Sujatmiko, kebutuhan batubara untuk industri pengolahan mineral (smelter) yang mulai onstream mengalami peningkatan. Sehingga diharapkan kenaikan kebutuhan tersebut dapat meningkatkan kebutuhan batubara dalam negeri tahun ini.

"Artinya meski ada pengurangan demand di listrik, ada ceruk baru yang bisa serap batubara dalam negeri. Contohnya, kawasan industri smelter Weda Bay di Halmahera Tengah yang bangun smelter nikel dengan seluruh industri penunjangnya. Ini lumayan kebutuhan batubaranya," katanya.

Sementara itu, produksi batu bara hingga akhir tahun diperkirakan dapat mencapai target produksi yang dipatok sebesar 550 juta ton. Hingga Mei 2020, realisasi produksi batubara mencapai 228 juta ton atau telah mencapai 42 persen dari target tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

listrik batu bara
Editor : David Eka Issetiabudi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top