Bisnis.com, JAKARTA - Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengingatkan dampak pandemi virus Corona (Covid-19) terhadap perekonomian Indonesia.
"Banyak yang bilang pandemi terkesan menyelamatkan pemerintah, tetapi sebenarnya mempercepat kebangkrutan Indonesia," katanya dalam diskusi webinar, Senin (29/6/2020).
Dia mengatakan meroketnya kebutuhan belanja negara akibat wabah Covid-19 membuat pemerintah mencari pembiayaan dari utang luar negeri dalam jumlah besar.
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada bulan April 2020 sebesar US$ 400,2 miliar. Posisi ULN ini tumbuh 2,9 persen (yoy), atau lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ULN pada bulan Maret 2020 yang sebesar 0,6 persen (yoy).
Berdasarkan realisasi ini, BI mencatat rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir April 2020 sebesar 36,5 persen. Rasio tersebut mengalami peningkatan tipis apabila dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya yang sebesar 34,6 persen.
Anthony mengingatkan ketahanan fiskal (fiscal sustainability) semakin rentan akibat meningkatkan rasio utang. Menurutnya, pemerintah dalam posisi yang sangat sulit.
Baca Juga
Jika pemerintah menahan belanja, maka ekonomi masyarakat akan terpuruk. Di sisi lain, belanja-belanja tersebut akan menimbulkan utang baru dalam jumlah yang sedikit. Apalagi, penerimaan pajak diproyeksi akan anjlok seiring melemahnya ekonomi masyarakat.
"Sekarang kita tinggal menunggu waktu saja. Kondisi ekonomi sangat kritis, pemerintah Indonesia tinggal menunggu belas kasihan dari asing atau Indonesia akan collapse [hancur]," imbuhnya.