Bisnis.com, JAKARTA – Pasar properti residensial di Inggris sudah mulai kembali pulih setelah melorot akibat aturan lockdown. Namun, kenaikan harga yang terjadi saat ini diprediksi tidak akan bertahan lama.
Laporan portal properti Zoopla Ltd. mencatat, tingginya permintaan dan minimnya pasokan baru mendorong harga hunian sekitar 2,4 persen pada Mei 2020, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Laju kenaikan harga ini juga bahkan lebih cepat dibandingkan dengan yang terjadi pada awal tahun ini.
Adapun, tingkat penjualan juga lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum pemerintah Inggris memberlakukan aturan pembatasan untuk menghambat penyebaran wabah Covid-19.
Kenaikan harga diperkirakan bisa lanjut naik hingga 3 persen sampai kuartal ketiga 2020 sebelum kembali melambat pada akhir tahun karena ada kemungkinan dampak dari wabah virus Corona bisa kembali menguat karena tingkat pengangguran akan semakin tinggi.
Aturan lockdown telah menyeret Inggris menuju resesi dan membuat pemerintah harus membayar gaji jutaan pekerja swasta.
“Harga rumah di Inggris akan bertahan naik hanya untuk jangka pendek, kami memperkirakan tekanan terhadap harga akan kembali pada akhir tahun karena permintaan juga akan melemah,” ungkap Richard Donnell, Director of Research & Insight Zoopla, dilansir Bloomberg, Rabu (24/6/2020).
Baca Juga
Dalam kondisi ini perbankan juga menurunkan minatnya untuk memberikan pinjaman, sampai 90 persen akan membuat permintaan hunian ikut menurun drastis, terutama dari kalangan pembeli rumah pertama.