Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRL Dinilai Lebih Tertib Karena Jam Kerja Diatur Dua "Shift"

Dalam SE tersebut diatur jam kerja bagi instansi pemerintah, BUMN, BUMD, dan swasta menjadi dua shift.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (ketiga kanan) bersama Wali Kota Bogor Bima Arya (kedua kiri) dan Direktur Keuangan PT KAI (Persero) Rivan A Purwantono (kiri) meninjau penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (15/6/2020)./Antara
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (ketiga kanan) bersama Wali Kota Bogor Bima Arya (kedua kiri) dan Direktur Keuangan PT KAI (Persero) Rivan A Purwantono (kiri) meninjau penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (15/6/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai pengelola kereta rel listrik (KRL), PT. Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengapresiasi surat edaran (SE) yang dikeluarkan mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang mengatur jam kerja di wilayah Jabodetabek sehingga kepadatan di angkutan umum tidak terlalu tinggi.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo pihaknya juga berterima kasih kepada Gugus Tugas Covid-19 yang menerbitkan SE No.8/2020 tentang Pengaturan Jam Kerja Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 di wilayah Jabodetabek.

Berdasarkan SE, tersebut jam kerja bagi instansi pemerintah, BUMN, BUMD, dan swasta dibagi menjadi dua shift. Pertama, masuk antara pukul 07.00–07.30 WIB dan pulang antara pukul 15.00–15.30 WIB. Kedua, masuk antara pukul 10.00–10.30 WIB dan pulang antara pukul 18.00–18.30 WIB.

“Dengan adanya pengaturan jam kerja tersebut, diharapkan kepadatan di jam sibuk KRL dapat dikurangi," katanya, Senin (15/6/2020).

Dia bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wali Kota Bogor Bima Arya sempat turun langsung ke Stasiun Bogor untuk memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik dan melihat langsung pelayanan KRL pada Senin (15/6/2020) pagi.

Didiek beserta rombongan memastikan ketentuan protokol pencegahan Covid-19 seperti penerapan physical distancing di kereta dan stasiun, penggunaan masker, dan penyediaan hand sanitizer. Rombongan juga melihat kesiapan penanganan antrean penumpang dan fasilitas di stasiun, pengaturan armada bus, dan ketertiban penumpang di dalam KRL.

“Kami telah melakukan persiapan semaksimal mungkin dalam rangka pengaturan penumpang di stasiun dan di kereta,” ujarnya.

Dia berterima kasih atas disediakannya bus gratis oleh pemerintah pusat dan daerah yang dapat membantu mengurangi antrean di stasiun KRL dan memudahkan para calon penumpang KRL yang diharuskan bekerja di DKI Jakarta.

Berdasarkan SE DJKA No.14/2020, kapasitas KRL dibatasi  maksimal sebanyak 45% atau hanya 74 penumpang per kereta. Selain itu, Didiek juga memberikan apresiasi kepada penumpang KRL yang sudah tertib saat melakukan antrean tap in masuk ke peron, serta mematuhi semua prosedur yang diterapkan di Stasiun Bogor.

“Dengan pelaksanaan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat, kereta api dapat menjadi moda transportasi yang selamat, aman, nyaman, dan sehat sampai tujuan bagi para penumpang,”kata Didiek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper