Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan bakal membawa subholding hulu minyak dan gas bumi (migas) ke pasar modal.
Nicke menjelaskan, upaya tersebut untuk mengoptimalkan eksplorasi sumur-sumur migas yang ada di Indonesia yang sejalan dengan dibentuknya subholding tersebut.
Pasalnya, perusahaan migas pelat merah tersebut akan memperbesar porsi investasinya untuk kegiatan hulu migas pada beberapa tahun ke depan.
“Mengenai subholding yang IPO, yang pertama adalah subholding hulu,” katanya diskusi Memacu Kinerja Pertamina di Tengah Pandemi Corona, Senin (15/6/2020).
Menurut dia, nantinya 60 persen porsi investasi yang akan dikucurkan oleh Pertamina bakal dipusatkan subholding hulu.
Investasi itu, kata Nicke, akan digunakan untuk mengakuisisi hak pengelolaan sumur-sumur migas baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.
Baca Juga
“Karena tren migas cenderung menurun, jadi kita akan akuisisi hulu,” ungkapnya.
Dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2020, Pertamina bakal mengucurkan investasi senilai US$7,8 miliar dengan porsi investasi untuk sektor hulu migas senilai US$3,7 miliar.
Namun, dalam perkembangan yang terbaru seiring dengan bergejolaknya harga minyak dan lemahnya konsumsi BBM karena pandemi Covid-19, Pertamina memangkas anggaran investasinya sebesar 23 persen dan anggaran operasional sebesar 30 persen.
Kendati demikian, pemangkasan investasi tersebut tetap memperhatikan prioritisasi capital expenditure (capex), tetap melanjutkan proyek strategis nasional, dan untuk quick win project.
“Ini efisiensi seluruh anak usaha opex atau capex minimal 30 persen,” ungkapnya.