Bisnis.com, JAKARTA – PT Adaro Energy Tbk mengumumkan kenaikan produksi batu bara sebesar 5 persen pada kuartal kuartal I/2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Adaro Energy (ADRO) Garibaldi Thohir mengatakan kinerja perusahaan kuartal I/2020 merupakan refleksi keunggulan operasional aset batu bara yang utama dengan tercapainya volume produksi yang tinggi di tengah kondisi pasar yang sulit.
Pasar batu bara yang lemah semakin terpukul dengan adanya Covid-19 yang mendorong penurunan aktivitas bisnis maupun industri demi mengurangi penularan penyakit ini.
"Pada waktu yang penuh tantangan bagi ekonomi dan pasar batu bara global ini, kami senantiasa meningkatkan efisiensi, memastikan disiplin pengeluaran dan menjaga posisi keuangan yang sehat. Di saat yang sama, kami harus melindungi kesehatan dan keselamatan para karyawan untuk menjaga operasi yang aman dan andal,” katanya, seperti dilansir Antara, Selasa (19/5/2020).
Adaro mencatat pendapatan sebesar US$750 juta pada kuartal I/2020, atau turun 11 persen dari periode yang sama 2019. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 17 persen.
Harga batu bara yang lemah semakin tertekan oleh penurunan permintaan akibat melemahnya ekonomi global karena penerapan lockdown terkait Covid-19. Kedua segmen batu bara termal dan metalurgi di operasi pertambangan batu bara Adaro terdampak oleh hal ini seiring penurunan harga batu bara global.
Baca Juga
Hanya saja, di tengah kondisi pasar yang sulit, volume produksi Adaro masih meningkat sebesar 5 persen perbandingan tahun ke tahun menjadi 14,41 juta ton. Di sisi lain, volume penjualan naik 8 persen menjadi 14,39 juta ton pada kuartal I/2020 dengan dukungan permintaan dan operasi yang baik.
Head of Corporate Communication Division Adaro Energy Febriati Nadira menjelaskan bahwa penurunan laba bersih sejalan dengan penurunan harga jual rata-rata atau Average Selling Price (ASP) sebesar 17 persen.
“Kedua segmen batu bara termal dan metalurgi di operasi pertambangan batu bara Adaro Energy terdampak oleh hal ini, seiring penurunan harga batu bara global,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (15/5/2020).
Dari sisi beban pokok pendapatan, ADRO melaporkan penurunan 5 persen secara tahunan menjadi US$552 juta. Hal itu seiring dengan turunnya nisbah kupas yang sejalan dengan panduan perseroan.
ADRO juga melaporkan belanja modal bersih US$56 juta pada kuartal I/2020. Perseroan menghasilkan arus kas bebas senilai US$96 juta pada Januari-Maret 2020.