Bisnis.com, JAKARTA — PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. memproyeksi dengan tekanan krisis akibat pandemi Covid-19 saat ini, angka utilisasi perseroan akan mencapai 43 persen atau turun 12 persen dari periode tahun lalu.
Corporate Secretary Semen Baturaja Basthony Santri mengakui angka itu juga jauh dari prediksi utilisasi pabrikan perseroan awal tahun ini yang akan mencapai 70 persen.
Meski demikian untuk kondisi saat ini penjualan semen di pasar retail dan proyek masih berjalan relatif stabil mengikuti demand di wilayah Sumatera bagian selatan atau Sumbagsel.
"Hal ini didorong dengan adanya kebijakan pemerintah untuk tetap memperkenankan pekerjaan konstruksi dan logistik tetap berjalan ditengah kondisi pandemi covid-19," katanya kepada Bisnis, Minggu (17/5/2020).
Basthony mengemukakan market share perseroan dengan sandi saham SMBR ini di Sumbagsel pada April telah mengalami peningkatan 1 persen dibanding Maret 2020. Namun, sepanjang kuartal I/2020 penjualan semen terkoreksi 15 persen akibat penundaan sejumlah proyek.
Sisi lain, dalam upaya diversifikasi produk dan oversupplay semen perseroan masih berfokus pada produksi white clay. Sampai April lalu volume penjualan white clay sebesar 8.265 ton.
Baca Juga
Produk white clay atau tanah liat itu akan didistribusikan pada PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri). White clay dibutuhkan sebagai salah satu bahan baku pada produksi pupuk NPK milik PT Pusri.
Perseroan pun memastikan siap mensuplai white clay sebanyak 50.000 MT per tahunnya kepada Pusri. Namun, tak hanya itu SMBR saat ini juga sedang menjajaki kerjasama jual beli white clay dengan perusahaan lainnya.
"Karena selain dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pada pembuatan pupuk, white clay juga digunakan sebagai salah satu bahan baku pada pembuatan keramik dan kosmetik," ujar Basthony.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso melaporkan utilitas pabrikan per April 2020 hanya mencapai 57,3 persen lantaran konsumsi domestik dan ekspor semen yang rendah.
Widodo memprediksikan kondisi saat ini akan terus berlangusng hingga akhir semester I/2020 lantaran pemberlakuan PSBB pada pulau-pulau besar di dalam negeri akan terus berlangsung.