Bisnis.com, JAKARTA - Ternyata sejumlah pengusaha jasa pengiriman ekspres memiliki nasib yang berbeda di tengah pandemi virus corona. Di tengah volume yang melonjak, ada jenis jasa pengiriman yang mencatatkan kinerja negatif.
Pos Indonesia menjadi salah satu perusahaan jasa kurir yang mencatatkan kinerja kurang baik dari pandemi virus corona ini. Sementara, J&T Express tetap optimistis dan menargetkan peningkatan volume hingga 2 kali lipat jelang Lebaran.
Vice President Kurir dan Pengembangan Produk Logistik di PT Pos Indonesia Djoko Suhartanto mengatakan telah terjadi penurunan pendapatan dari aktivitas jasa kurir secara keseluruhan dan mengalami penurunan hingga 15 persen.
"Pendapatan kami turun jadi 85 persen dibandingkan dengan sebelum Covid-19, tapi dari segmen e-commerce naik 175 persen. Adapun, proyeksi sampai dengan Juli 2020 [pendapatan jasa kurir] menjadi 75 persen dari sebelum virus corona terjadi," jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (13/5/2020).
Di sisi lain, dia tetap melihat terdapat kemungkinan kenaikan volume pengiriman yang bisa berdampak positif terhadap kinerja Pos Indonesia. Namun, pihaknya belum mau memerinci proyeksinya, karena peningkatan volume baru akan terasa di pekan terakhir Ramadan.
Berbeda, Public Relations J&T Express, Elena mengatakan perusahaannya masih optimistis untuk proyeksi kenaikan volume pengiriman dengan target pencapaian dua kali lipat dari rata-rata kiriman per hari normal.
Baca Juga
"Kami belum tahu pastinya akan seperti apa namun target kami tetap double. Melihat juga pemerintah mengeluarkan kebijakan tetap di rumah dan PSBB [pembatasan sosial berskala besar] tidak berpengaruh signifikan terhadap arus pengiriman kami," jelasnya.
Dia menyebut sejak PSBB ada kenaikan volume pengiriman hingga 15 persen. Sementara menghadapi Ramadan, J&T optimistis akan meningkat karena ada kerja sama dengan marketplace dan saat Ramadan ini promosi cukup masif.
Dia menyebut saat ini tantangan terbesar di tengah pandemi virus corona yakni pada sisi infrastruktur. Pasalnya, adanya aktivitas PSBB dan pelarangan mudik sempat membuat aktivitas kargo udara terganggu.
"Kami mengalami dampak dari adanya penyesuaian jalur udara, tetapi kami melakukan antisipasi dengan terus mengupayakan pengiriman paket dengan memaksimalkan pendistribusian jalur darat dan mengoptimalkan jalur pengiriman udara yang masih tersedia," paparnya.
Elena menyebut perusahaan tersebut kini masih fokus pada pengembangan bisnis baik di Indonesia maupun J&T Express di negara-negara Asia Tenggara lain yang saat ini sudah digarap.