Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pidato Powell Bikin Saham Kocar-kacir, Begini Proyeksi The Fed Soal Ekonomi AS

Ekonomi Amerika Serikat dinilai menghadapi risiko-risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell berbicara di Seri C. Peter McColough tentang Ekonomi Internasional: Percakapan dengan Jerome H. Powell di Dewan Hubungan Luar Negeri di New York, AS, 25 Juni 2019/Reuters
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell berbicara di Seri C. Peter McColough tentang Ekonomi Internasional: Percakapan dengan Jerome H. Powell di Dewan Hubungan Luar Negeri di New York, AS, 25 Juni 2019/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Amerika Serikat dinilai menghadapi risiko-risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Kondisi tersebut dialami jika para pembuat kebijakan fiskal dan moneter tidak bertindak mengatasi tantangan itu, menurut Gubernur bank sentral Federal Reserve AS Jerome Powell.

“Pemulihan mungkin membutuhkan waktu untuk mengumpulkan momentum dan berlalunya waktu dapat mengubah masalah likuiditas menjadi masalah solvabilitas,” ungkap Powell melalui pidatonya dalam acara virtual yang diselenggarakan oleh Peterson Institute for International Economics di Washington pada Rabu (13/5) waktu setempat.

“Dukungan fiskal tambahan bisa mahal, tetapi layak jika membantu menghindari kerusakan ekonomi jangka panjang dan membawa kita ke pemulihan yang lebih kuat,” tambahnya, seperti dilansir dari Bloomberg.

Powell dan segenap pejabat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) telah mengambil bermacam langkah dramatis guna melindungi ekonomi AS selama pandemi virus corona.

Mereka memangkas suku bunga acuannya menjadi hampir nol, terlibat dalam pembelian obligasi tanpa akhir, dan mulai meluncurkan program pinjaman darurat seiring dengan melonjaknya tingkat pengangguran di AS.

Di tengah suramnya kondisi ini, sebagian investor bertaruh bahwa The Fed mungkin akan mengikuti bank sentral negara lain dalam menerapkan suku bunga negatif demi memacu pengeluaran.

Powell mengakui spekulasi itu. Tapi ia mengatakan bahwa The Fed tidak sedang mempertimbangkan suku bunga negatif saat ini. Meski demikian, ia tidak terkesan sepenuhnya mengesampingkan kebijakan itu sebagai opsi di masa depan.

“Pandangan komite tentang suku bunga negatif benar-benar tidak berubah. Ini bukan sesuatu yang kami cermati,” katanya lagi.

“Saya tahu banyak pendukung kebijakan tersebut, tetapi untuk saat ini, hal itu bukan sesuatu yang kami sedang pertimbangkan. Kami pikir kami memiliki perangkat yang baik, dan itulah yang akan kami gunakan,” terang Powell.

Pidato Powell Bikin Saham Kocar-kacir, Begini Proyeksi The Fed Soal Ekonomi AS

Presiden Donald Trump, yang telah berulang kali meminta suku bunga negatif, kemudian mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa meskipun Powell telah melakukan pekerjaan dengan baik dalam beberapa bulan terakhir, ia tidak sependapat dengannya.

“Saya tidak sependapat dengannya mengenai satu hal saat ini dan itu adalah suku bunga negatif,” ungkap Trump.

Sementara itu, para trader berpegang pada taruhan bahwa bank sentral AS tersebut akan menurunkan suku bunga ke bawah level nol tahun depan.

Fed funds futures contract menunjukkan kebijakan suku bunga acuan The Fed akan turun di bawah nol pada kuartal II/2021, sedikit berubah dari sebelum pidato Powell.

“Dia [Powell] ditanya tentang suku bunga negatif dan dengan tegas menolaknya lagi,” ucap Stephen Stanley, kepala ekonom di Amherst Pierpont Securities, dalam sebuah surat elektronik kepada klien setelah acara tersebut.

“Saya pikir dia telah jelas menyatakan itu, tetapi pelaku pasar belum bersedia menerima jawaban 'tidak', jadi saya tidak optimistis bahwa pesan tersebut akan diserap kali ini juga,” papar Stanley.

Dalam pidato yang sama, Powell juga menguraikan skenario mengkhawatirkan yang ditimbulkan oleh kebangkrutan massal dan pengangguran. Ia menegaskan bahwa para pembuat kebijakan mungkin harus berbuat lebih banyak untuk mencegah hal ini terjadi.

The Fed dikatakannya akan menerbitkan survei yang menunjukkan hampir 40 persen warga Amerika di dalam rumah tangga yang menghasilkan kurang dari US$40.000 per tahun, telah kehilangan pekerjaan pada Maret.

“Pengangguran yang panjang dapat merusak atau mengakhiri karier pekerja karena keterampilan mereka kehilangan nilai dan jaringan profesional mengering, serta membuat banyak keluarga terjerat utang yang lebih besar,” ungkap Powell.

Menyusul pidato yang disampaikan Powell, bursa saham AS turun tajam. Indeks S&P 500 ditutup melemah 1,75 persen atau 50,12 poin ke level 2.820 pada perdagangan Rabu (12/5/2020).

Sementara itu, indeks Nasdaq Composite melorot 1,55 persen atau 139,38 poin ke posisi 8.863,17 dan indeks Dow Jones Industrial Average berakhir anjlok 2,17 persen atau 516,81 poin ke level 23.247,97.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper