Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga Bulan Ini, Bulog Sudah Serap 250.000 Ton Beras

Bulog telah berhasil melakukan penyerapan beras dari petani sebesar 250.000 ton dari total target sepanjang tahun ini sebanyak 1,4 juta ton.
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (12/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (12/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Perum Bulog (Persero) menyebutkan, realisasi penyerapan gabah dari petani sebesar 250.000 ton setara beras.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Tri Wahyudi Saleh mengatakan hal itu dilakukan demi memperkuat cadangan pangan nasional di tengah pandemi corona.

Adapun, pada tahun ini, Bulog menargetkan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 950.000 ton dari total target pengadaan 1,4 juta ton. Sementara itu sisanya merupakan beras komersial.

"Realisasi serapan sejak Januari sampai 10 Mei ini 250.000 ton beras dengan serapan rata-rata 5.000 ton per hari setara beras," katanya, seperti dikutip dari Antara, Selasa (12/5/2020).

Tri mengatakan, saat ini, stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog mencapai 1,4 juta ton tersebar di seluruh gudang Bulog di Indonesia.

Dia menjelaskan bahwa Bulog sebagai BUMN pangan, sesuai tugas dan fungsinya, baik saat kondisi normal maupun saat pandemi Covid-19 melaksanakan tiga pilar, yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan stabilisasi.

Dari segi pilar ketersediaan, Bulog melaksanakan penyerapan gabah dan beras hasil panen petani semaksimal mungkin dengan mengacu kepada harga pembelian pemerintah (HPP) sesuai Inpres 6/2015 dan Permendag 24/2020. Pilar ketersediaan tersebut dalam rangka stabilisasi harga di tingkat produsen.

"Oleh karenanya, saat pemerintah mendapat info 7 provinsi defisit beras, Bulog dalam waktu kurang satu minggu sudah dapat mengisi stok di wilayah defisit karena sudah menjadi kegiatan rutin Bulog untuk mengisi stok di provinsi tersebut," kata Tri.

Sementara pada pilar keterjangkauan, Bulog melakukan penyebaran stok beras dari daerah surplus beras ke daerah defisit beras dengan memperhatikan Minimum Stock Requirement dengan ketahanan stok tiga bulan.

Pada pilar stabilisasi, Bulog melaksanakan stabilisasi harga di tingkat produsen dengan menyerap gabah dan beras petani, serta melaksanakan operasi pasar atau program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium untuk menstabilisasi harga di tingkat konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper