Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi April Terkendali, Waspadai Tekanan Daya Beli

Inflasi pada bulan April diperkirakan tetap terkendali seiring dengan masa panen. Namun, inflasi Ramadan yang akan berlangsung pada April-Mei 2020 diperkirakan akan lebih rendah.
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan angka inflasi bulan April 2020 pada hari Senin (4/5/2020).

Inflasi pada bulan April yang bertepatan dengan awal Ramadan diperkirakan tetap terkendali seiring dengan masa panen. Namun, inflasi Ramadan yang akan berlangsung pada April-Mei 2020 diperkirakan akan lebih rendah akibat turunnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19.

Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI memperkirakan inflasi di bulan April 2020 berada di angka 0,16 persen (month to month/mtm) dan inflasi tahunannya sebesar 2,76 persen (year on year/yoy).

Peneliti Ekonomi Senior IKS Universitas Kebangsaan menuturkan kontributor inflasi di bulan April 2020 di antaranya kenaikan harga gula pasir, bawang merah, dan emas perhiasan.

"IKS melihat bahwa inflasi di bulan April 2020 relatif terkendali karena banyak daerah di Indonesia memasuki masa panen padi, walaupun ada gangguan produksi dan distribusi barang akibat wabah Covid-19," papar Eric dalam kajiannya, Minggu (5/4/2020).

Menurutnya, tekanan inflasi dari permintaan musiman berpengaruh pada inflasi di bulan April 2020, walaupun tidak sekuat tekanan inflasi di bulan Ramadan pada tahun-tahun sebelumnya karena daya beli masyarakat yang melemah akibat melambatnya aktivitas ekonomi sehubungan dengan wabah Covid-19.

Hasil survei Bank Indonesia mencatatkan inflasi April 2020 diperkirakan hanya sebesar 0.18 persen secara bulanan. Sementara itu, inflasi tahunannya mencapai 2,78 persen (year on year/yoy).

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan inflasi tahunannya cukup rendah jika dibandingkan dengan inflasi tahunan pada Maret dan Februari yang masing-masing sebesar 2,96 persen dan 2,98 persen.

Menurutnya, inflasi di bulan Ramadan tahun ini akan lebih rendah. "Kenapa? karena adanya PSBB di sejumlah wilayah ini menurunkan juga tingkat permintaan sehingga menjadi bagian dari terkendalinya inflasi."

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan penyebaran Covid-19 membuat laju inflasi mengalami tekanan. Pasalnya, ada pelemahan dari sisi permintaan dan produksi.

"Untuk kuartal I/2020, laju inflasi masih di rentang 3+- 1 persen," paparnya, Kamis (30/4/2020).

Pelemahan permintaan terasa terutama komoditas barang tahan lama dan jasa pada momen Ramadan serta Idul Fitri. Selain itu, ada risiko nilai tukar dan kelangkaan bahan baku, sehingga membuat ongkos produksi naik.

Ketersediaan bahan pangan juga menantang baik dari sisi produksi maupun distribusi, terutama saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper