Bisnis.com, JAKARTA - Konsultan properti Cushman & Wakefield Indonesia mencatat bahwa permintaan lahan di kawasan industri selama kuartal I/2020 mencapai 54,3 hektare.
Director and Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo dalam laporannya mengatakan bahwa penyerapan itu terjadi di koridor timur dan barat Jakarta. Bekasi tercatat 33,5 hektare dan Serang 20,8 hektare.
"Praktis, sebagian besar permintaan dibuat sebelum wabah Covid-19 di Jakarta. Penyerapan kuartal ini sebagian besar berasal dari investor lokal di bidang otomotif, kimia, dan industri manufaktur," ujar Arief dalam laporannya, Senin (4/5/2020).
Dia mengatakan bahwa permintaan ini turun 51,9 persen secara kuartal dan 45,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal ini menyiratkan bahwa wabah Covid-19 juga berdampak pada penjualan lahan industri.
Arief mengatakan bahwa sebagian besar investor terutama investor asing, yang awalnya telah merencanakan ekspansi cenderung menunda transaksi karena adanya pembatasan akibat virus corona di negaranya.
Melihat kondisi saat ini, industrialis berharap bahwa pandemi corona akan segera berakhir pada semester kedua 2020 yang diikuti oleh pemulihan pasar.
Pada kuartal I/2020, Cushman mencatat bahwa harga lahan industri rerata mencapai Rp2.649.000 per meter persegi atau lebih tinggi 3,88 persen secara kuartal atau 3,19 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
"Peningkatan harga ini disebabkan oleh nilai tukar dolar Amerika Serikat yang menguat terhadap rupiah. Kelangkaan lahan yang tersisa di wilayah Jabodetabek juga memainkan peran penting dari kenaikan harga," katanya.
Kondisi ini, menurutnya, telah memaksa sebagian besar industrialis mempertahankan harga yang ada untuk menjaga hubungan bisnis. Para pelaku industri juga harus menjalin komunikasi melalui sarana digital sebagai upaya untuk mendekati klien yang prospektif.