Bisnis.com, JAKARTA – Penjajakan investasi oleh perusahaan asing pada sektor properti di Indonesia disebut tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19. Salah satu produk yang diminati investor asing adalah properti di kawasan industri.
Wakil Ketua DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Bidang Luar Negeri Rusmin Lawin mengatakan bahwa pada awal tahun baru, pihaknya menjembatani investor Timur Tengah yang berkeinginan bekerja sama dengan perusahaan lokal dalam pengembangan kawasan industri.
“Kerja samanya belum bisa diberitahukan dengan siapa karena belum deal, tapi ada di Jakarta, Bandung, dan Bali. Nilainya sekitar Rp1 triliun,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (29/4/2020).
Rusmin mengatakan bahwa di tengah pandemi seperti ini permintaan kawasan industri dinilai bisa lebih cemerlang dibandingkan dengan properti lainnya. Pasalnya, saat ini dikarenakan orang tetap di rumah, mereka cenderung belanja secara daring sehingga perusahaan penyedia barang konsumsi akan memerlukan ruang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Tren belanja daring ini tidak akan hanya bertahan 2 minggu hingga 3 minggu, tapi bisa berbulan-bulan atau malah seterusnya. Belum lagi produsen masker, APD [alat pelindung diri] pasti perlu juga menambah kapasitasnya. Ini menjadi potensi yang dilirik investor internasional,” jelasnya.
Konsultan properti Colliers International Indonesia merekomendasikan agar investor secara aktif mencari properti dengan harga terjangkau yang mempunyai potensi kenaikan harga tinggi di pasar ke depannya.
“Investor memang harus lebih berhati-hati, jeli, dan agresif dalam melakukan pencarian properti yang punya nilai tinggi di kemudian hari,” ujar Rivan Munansa, Director Industrial & Logistics Services Colliers Internationals Indonesia, melalui laporan tertulis.
Selain itu, dalam situasi pandemi Covid-19 ini, Colliers menyebutkan bahwa akan sulit dilakukan prediksi jangka panjang untuk menentukan langkah-langkah yang bisa diambil. Namun, Colliers optimistis perekonomian Indonesia cukup kuat dan segera melambung ketika pandemi berakhir.
“Kami menyarankan supaya investor untuk menunda dulu investasi dalam jumlah besar, ini langkah yang paling aman. Selain itu, jangan lupa untuk selalu memperhatikan perkembangan terkait dengan Covid-19,” tutur Rivan.