Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) telah mempersiapkan tiga skenario untuk tetap mempertahankan kinerja bisnis di tengah dampak pandemi Covid-19.
VP Corporate Secretary AP I Handy Heryudhitiawan menjelaskan pendekatan skenario optimis, yakni apabila penerbangan akan mulai kembali bergairah pada Oktober (domestik) dan Desember (internasional). Selanjutnya skenario moderat jika penerbangan mulai normal pada November (domestik) dan Januari 2021 (internasional) sedangkan skenario pesimis, yakni pada Desember 2020 (domestik) dan Febuari 2021 (internasional).
Perseroan tidak menampik bahwa penurunan operasional akan terjadi pada tahun ini kendati tiga skenario telah dipersiapkan. Penurunan kinerja telah terlihat terutama dengan melihat tren kinerja selama kuartal I/2020.
Selama periode tersebut telah mengalami penurunan hingga sekitar 8 persen atau hanya mencapai 17,4 juta penumpang dari 15 bandara yang dikelolanya.
"Saat ini kami masih terus mendalami dan mengevaluasi kondisi akibat Covid 19, sangat ketat bahkan dilakukan hari per hari. Dengan dilarangnya mudik oleh pemerintah, hal tersebut menjadi satu perhitungan variabel baru lagi untuk mencari seberapa jauh dampaknya bagi kami," jelasnya, kepada Bisnis.com, Selasa (28/4/2020).
Lebih jauh Handy menyebutkan untuk besaran angka kerugian masih dihitung lebih rinci lagi karena banyak variabel yang menjadi acuan. Namun, operator pelat merah tersebut tetap mengupayakan untuk memperkecil dampak finansial atas kinerja tahun ini
Baca Juga
Pihaknya menuturkan hingga akhir pekan lalu telah ada sembilan puluh lima pesawat parkir longstay di 11 bandara kelolaannya.
Adapun, jumlah pesawat yang parkir longstay di masing-masing bandara yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sebanyak 30 pesawat. Selanjutnya Bandara Juanda Surabaya sebanyak 19 pesawat. Kemudian Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebanyak 12 pesawat.
Lalu, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan sebanyak 5 pesawat, Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo sebanyak 4 pesawat, Bandara Adi Soemarmo Solo 3 pesawat, Bandara Lombok Praya 5 pesawat, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin 8 pesawat, Bandara Sam Ratulangi Manado 7 pesawat, Bandara Pattimura Ambon 1 pesawat, serta Bandara Frans Kaisisepo Biak 1 pesawat.