Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha mengkalkulasi total biaya kebutuhan penanganan dampak Covid-19 di sektor kesehatan dan ekonomi di Tanah Air telah membengkak hingga Rp2.650 triliun.
Lonjakan anggaran itu didasarkan pada asumsi pandemi Covid-19 yang diperkirakan akan berakhir pada akhir tahun ini.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani mengungkapkan perhitungan ini meningkat dari perhitungan sebelumnya sebesar Rp1.600 triliun.
"[Dari total kebutuhan dana tersebut] Sebanyak Rp400 triliun untuk kesehatan, Rp600 triliun untuk social safety net. Penguatan sektor riil dan perbankan dihitung dari total lending perbankan sebesar Rp5.700 triliun," ungkap Rosan kepada Bisnis, Minggu (26/4/2020).
Rosan menambahkan total kredit perbankan tersebut disesuaikan jumlah kredit dalam dolar AS sehingga nilainya bertambah Rp6.000 triliun.
Dari nilai tersebut, dia berasumsi hanya 50 persen bisnis dan industri yang terdampak sehingga total pemanfaatannya sebesar Rp3.000 triliun.
Baca Juga
Dengan asumsi bunga 10 persen per bulan, maka total biaya bunga mencapai Rp300 triliun setahun. "Total bunga dan pokok Rp3.300 triliun dan kalau kita hitung 6 bulan saja berarti Rp1.650 triliun," ungkap Rosan.
Dengan demikian, total kebutuhan biaya penanganan Covid-19 bisa mencapai Rp2.650 dalam enam bulan ke depan. "Tapi dengan restrukturusasi bank mungkin bisa bertahan 6 bulan dengan minimum Rp1.000 triliun," tambahnya.
Adapun, dia menuturkan dana ini bisa diperoleh dengan cara pemerintah mengeluarkan surat utang. Bank Indonesia (BI) dapat menyerapnya dengan uang yang diterbitkannya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Transportasi dan Logistik Carmelita Hartoto menuturkan pemerintah memang sudah mengeluarkan paket kebijakan sebesar Rp405,1 triliun disiapkan untuk selamatkan ekonomi nasional dari infeksi virus Covid-19 ini.
Dana tersebut disalurkan untuk tambahan anggaran kesehatan, perlindungan sosial, program pemulihan ekonomi dan insentif perpajakan dan stimulus KUR. Namun, dia melihat anggaran tersebut perlu ditingkatkan melihat situasi saat ini.
"Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, anggaran yang dikeluarkan memang masih relatif lebih kecil ketimbang kebutuhan kita. Kadin Indonesia misalnya, memiliki hitungan anggaran yang dibutuhkan empat kali lipat lebih besar dari itu," jelasnya Minggu (19/4/2020).