Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian menyatakan penurunan penjualan kopi berkisar antara 50-90 persen akibat tekanan pandemi covid-19 saat ini.
Hal ini dikarenakan pembatasan ruang gerak manusia sehingga kafe, restoran, dan gerai kopi sampai ada yang terpaksa tutup karena sepi pengunjung, serta pengaruh diterapkannya lockdown pada negara-negara tujuan ekspor.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan turunnya permintaan global yang mempersulit kegiatan ekspor ke negara tujuan memang menjadi masalah sekaligus menjadi tantangan yang harus dijawab dengan berbagai macam terobosan dan kreativitas.
Menurut Agus, perkembangan industri kopi olahan di tanah air masih sangat menjanjikan, mengingat potensi bahan baku dan upaya pemerintah untuk lebih mengoptimalkan konsumsi kopi per kapita masyarakat.
Agus mengemukakan Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia. Pada 2019, produksi biji kopi Indonesia mencapai 729.1000 ton, dengan nilai ekspor produk kopi olahan sebesar US$610,89 juta.
Sektor IKM memiliki peran dalam memberikan kontribusi devisa yang cukup signifikan tersebut. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 1.204 unit usaha IKM kopi olahan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga
"Industri olahan kopi juga turut menjadi pemasok bagi munculnya kedai kopi di Indonesia," katanya melalui siaran pers, Jumat (24/4/2020).
Direktur jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menambahkan pertumbuhan gerai kopi di dalam negeri terus menunjukkan peningkatan. Pada 2016, ada sekitar 1000 kedai kopi, dan hingga per Agustus 2019 sudah lebih dari 2.950 gerai kopi.
Untuk itu, pemerintah juga memiliki program strategis misalnya pelatihan roasting guna menangkap peluang yang lebih besar ke depan. Kemenperin juga memiliki program sertifikasi SDM industri pengolahan kopi sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI).
Gati menyebut pihaknya telah menganggarkan program restrukturisasi mesin dan peralatan produksi dengan memberikan potongan harga pembelian baru bagi IKM.
"Potongan harga 30 persen untuk mesin dalam negeri, dan 25 persen kalau mesinnya impor," ujar Gati.
Sisi lain, melalui program Startup4Industry, telah lahir inovasi yang mendukung IKM kopi, seperti mesin roasting secara digital, mesin pemilahan biji digital, termasuk teknologi yang digunakan untuk di sektor perkebunan.
"Kami juga punya program IGDS. Ke depan ini, akan ditambah mengenai pelatihan packaging yang akan menambah minat pembeli," pungkasnya.