Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Cara Angkasa Pura II Pertahankan Bisnis saat Pandemi

Penghematan biaya operasional sudah berjalan dengan menyesuaikan pola operasional bandara, misalnya mengurangi penggunaan fasilitas nonprioritas.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin./Bisnis-Rio Sandy Pradana
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin./Bisnis-Rio Sandy Pradana

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) diketahui sedang melakukan beberapa upaya untuk mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengaku tengah menjalani fase Business Survival, atau langkah pertama sebelum perseroan beranjak ke fase Business Recovery, lalu lanjut ke fase Business Sustainability. Adapun, ketiga fase tersebut merupakan bagian dari strategi mitigasi risiko Business Continuity Management yang ditetapkan.

“Tujuan itu antara lain dapat kami capai dengan berbagai penghematan keuangan yaitu mengurangi biaya operasional, melakukan efisiensi pos pengeluaran, dan menghapus biaya nonproduktif,” kata Awaluddin, Rabu (22/4/2020).

Dia menambahkan penghematan biaya operasional sudah berjalan dengan menyesuaikan pola operasional bandara, misalnya mengurangi penggunaan fasilitas nonprioritas karena frekuensi penerbangan di 19 bandara juga mengalami penurunan. Adapun, pada Januari 2020 rata-rata penerbangan masih sekitar 2.169 penerbangan/hari, tetapi hingga 21 April 2020 rata penerbangan turun menjadi 650 penerbangan/hari.

Pihaknya mengklaim penyesuaian pola operasional ini dapat menghemat biaya operasional sebesar 25-30 persen. Selain itu, juga dapat mendukung aspek kesehatan bagi para pekerja karena kami bisa menerapkan konsep kerja dari rumah dan sistem roster, serta split team juga split project.

Awaluddin menuturkan berbagai penghematan yang dilakukan saat ini disebut dengan Cost Leadership, dan dapat mendukung kekuatan kas atau Cash Position dari perseroan. Di samping itu, sejumlah strategi pada fase Business Survival juga dijalankan guna mempertahankan pelanggan dan memperluas portofolio bisnis guna mengamankan pendapatan.

Pihaknya memilih bersikap realistis dengan memperkirakan pendapatan sepanjang tahun ini hanya berkisar antara Rp7,6 triliun hingga Rp8,9 triliun.

Dia menjelaskan jumlah penumpang pesawat saat ini memang tengah turun yang berdampak pada pendapatan aeronautika. Namun, perseroan akan menggenjot pendapatan dari sektor lainnya seperti memaksimalkan utilisasi dari non performing asset seperti lahan kosong, serta dari titik komersial, ritel dan sebagainya.

“Pendapatan kami pada tahun yang penuh tantangan ini diperkirakan bisa tercapai 60-70 persen dari target awal sebesar Rp12,8 triliun, yang ditetapkan sebelum adanya pandemi global Covid-19,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper