Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan lahan industri sepanjang Januari—Maret atau kuartal I/2020 sempat mengalami transaksi positif menyusul pertumbuhan yang memuaskan pada 2019.
Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Sanny Iskandar mengatakan bahwa permintaan lahan industri pada awal tahun ini cukup baik dengan melanjutkan tren penjualan pada kuartal IV/2019.
"Sebetulnya pada awal-awal tahun [2020] itu melanjutkan tren daripada penjualan lahan industri tahun lalu dan pada kuartal keempat itu melonjak," kata Sanny pada Bisnis, Selasa (21/4/2020).
Tahun lalu, pertumbuhan penjualan lahan industri cukup pesat dengan total penjualan lahan sekitar 365 hektare, sedangkan pada 2018 sebesar 180 hektare. Hal ini lantaran kepercayaan diri investor mulai meningkat pascagelaran pemilihan umum.
Sayangnya, kata Sanny, kenikmatan transaksi penjualan lahan industri itu hanya berlangsung sampai dengan Februari 2020. Penjualan lahan mulai terhalang oleh virus corona jenis baru atau Covid-19 yang masuk ke Indonesia pada awal Maret atau saat kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo.
Kendati demikian, dia tidak memerinci berapa total nilai dan luas penjualan lahan industri sepanjang kuartal I/2020 karena data-data sedang diolah. "Namun, adanya corona seperti sekarang ini [penjualan] sedikit agak tertahan."
Baca Juga
Sanny yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia bidang Properti dan Kawasan Ekonomi itu optimistis bahwa investor masih melihat Indonesia sebagai peluang yang bagus. Buktinya, beberapa industri pusat data terus melirik peluang investasi di Tanah Air.
"Banyak juga yang sudah masuk karena saat ini era digital transformation sehingga mendorong perusahaan-perusahaan data center yang masuk mereka melihat ada peluang bisnis yang besar di Indonesia ini," katanya.
Berdasarkan catatan Colliers International Indonesia, transaksi penjualan laham industri pada 2019 mencapai 274,30 hektare atau naik sekitar 50 persen jika dibandingkan dengan pencapaian pada 2018.
Transaksi terbesar pada 2019 dicatat oleh Modern Cikande dengan area hampir 90 hektare, disusul Greenland International Industri Centre dan Krakatau Industrial Estate Cilegon dengan tiap-tiap transaksi lebih dari 40 hektare serta KIIC dengan transaksi hampir 20 hektare.